Sebagai Peringatan Akan Daku
(Perjamuan Tuhan)
Perjamuan Tuhan adalah unsur kebaktian yang ditetapkan oleh Yesus pada malam sebelum kematiaaNya di kayu salib (Matius 26:17-29; Markus 14:12-25; Lukas 22:7-20; 1 Korintus 11:23-26). Perayaan Paskah adalah peringatan akan kelepasan orang Yahudi dari Mesir, yang dirayakan setiap tahun (Keluaran 12:1-20; 34:18-24; Ulangan 16:1-8). Yesus sedang merayakan hari raya ini bersama rasul-rasulNya ketika Dia menggunakan air buah anggur dan roti yang tidak beragi untuk menetapkan Perjamuan Tuhan. Dia mengatakan kepada mereka bahwa Dia akan merayakan perjamuan ini bersama mereka di dalam kerajaan (jemaat), yang menunjukkan kehadiranNya secara rohani ketika kita mengambil perjamuan itu saat ini (matius 26:29; 28:20).
Perhatikan bahwa Yesus menggunakan roti yang tidak beragi yang melambangkan tubuhNya, dan air buah anggur untuk melambangkan darahNya. Maka, ketika kita makan roti dan meminum dari cawan itu, kita melakukan ini sebagai peringatan (memorial) akan kematian Yesus (1 Korintus 11:26).
Dalam Kisah Rasul 2:42) “Memecahkan roti” sangat jelas ditujukan kepada Perjamuan Tuhan, dan menunjukkan bahwa jemaat yang mula-mula melakukan Perjamuan Tuhan sebagaimana yang diperintahkan oleh Yesus. Di kemudian hari, Paulus melaksanakan Perjamuan Tuhan di Troas, ketika dia berhimpun dengan jemaat di sana (Kisah Rasul 20:1-12).
Paulus berbicara tentang penyalahgunaan Perjamuan Tuhan di jemaat Korintus dalam suratnya yang pertama kepada mereka, dan memberikan petunjuk tentang pelaksanaan dan pengertiannya yang benar (1 Korintus 11:17-34). Orang-orang Kristen di Korintus menyalahgunakan unsur ibadah ini dengan menjadikannya pesta rakus dan gagal untuk menghormati orang lain yang mengambil perjamuan itu. Mereka telah gagal untuk membedakan roti sebagai lambang tubuh Kristus.
Paulus menjelaskan kepada mereka arti dan tujuan yang benar dari Perjamuan Tuhan (ayat 23 dst). Dia mengatakan kepada mereka bahwa Perjamuan Tuhan itu ditetapkan melalui otoritas Yesus (ayat 23), ditetapkan oleh Kristus sendiri sebelum kematianNya (ayat 23), dan bahwa Yesus mengucap syukur atau roti sebagai lambang tubuhNya dan air buah anggur sebagai lambang darahNya (ayat 24-25). Makan perjamuan ini adalah sebagai pemberitaan akan kematian Yesus (ayat 26) dan harus dilakukan dengan segenap makna rohaninya (ayat 27-30).
Paulus mengindikasikan bahwa mengambil Perjamuan Tuhan secara regular setiap hari pertama dalam Minggu (Kisah Rasul 20:7) dengan pengertian yang benar dan makna rohaninya adalah penting untuk pertumbuhan orang Kristen dan kegagalan melakukannya akan berakibat kerohanian yang lemah dan mati (1Korintus 11:30). (Adaptasi).
Perhatikan bahwa Yesus menggunakan roti yang tidak beragi yang melambangkan tubuhNya, dan air buah anggur untuk melambangkan darahNya. Maka, ketika kita makan roti dan meminum dari cawan itu, kita melakukan ini sebagai peringatan (memorial) akan kematian Yesus (1 Korintus 11:26).
Dalam Kisah Rasul 2:42) “Memecahkan roti” sangat jelas ditujukan kepada Perjamuan Tuhan, dan menunjukkan bahwa jemaat yang mula-mula melakukan Perjamuan Tuhan sebagaimana yang diperintahkan oleh Yesus. Di kemudian hari, Paulus melaksanakan Perjamuan Tuhan di Troas, ketika dia berhimpun dengan jemaat di sana (Kisah Rasul 20:1-12).
Paulus berbicara tentang penyalahgunaan Perjamuan Tuhan di jemaat Korintus dalam suratnya yang pertama kepada mereka, dan memberikan petunjuk tentang pelaksanaan dan pengertiannya yang benar (1 Korintus 11:17-34). Orang-orang Kristen di Korintus menyalahgunakan unsur ibadah ini dengan menjadikannya pesta rakus dan gagal untuk menghormati orang lain yang mengambil perjamuan itu. Mereka telah gagal untuk membedakan roti sebagai lambang tubuh Kristus.
Paulus menjelaskan kepada mereka arti dan tujuan yang benar dari Perjamuan Tuhan (ayat 23 dst). Dia mengatakan kepada mereka bahwa Perjamuan Tuhan itu ditetapkan melalui otoritas Yesus (ayat 23), ditetapkan oleh Kristus sendiri sebelum kematianNya (ayat 23), dan bahwa Yesus mengucap syukur atau roti sebagai lambang tubuhNya dan air buah anggur sebagai lambang darahNya (ayat 24-25). Makan perjamuan ini adalah sebagai pemberitaan akan kematian Yesus (ayat 26) dan harus dilakukan dengan segenap makna rohaninya (ayat 27-30).
Paulus mengindikasikan bahwa mengambil Perjamuan Tuhan secara regular setiap hari pertama dalam Minggu (Kisah Rasul 20:7) dengan pengertian yang benar dan makna rohaninya adalah penting untuk pertumbuhan orang Kristen dan kegagalan melakukannya akan berakibat kerohanian yang lemah dan mati (1Korintus 11:30). (Adaptasi).