Perkawinan Adalah Sebuah Lembaga Yang Ditetapkan oleh Allah

Perkawinan bukanlah sebuah pilihan dalam masyarakat. Perkawinan adalah fondasi dari masyarakat. Ada perbedaan besar dalam hal ini. Bagi sebagian orang, perkawinan hanyalah sebuah institusi yang diimpikan dan ditemukan oleh masyarakat atau tradisi. Tetapi dengarkan dengan seksama. Perkawinan bukan berasal dari masyarakat. Allah, pencipta manusia dan semestalah yang melembagakan perkawinan itu dan Dia merancang perkawinan itu demi kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Tetapi, kelihatannya manusia ingin memperlakukan ikatan perkawinan seperti seringkali mereka ingin memperlakukan kontrak dengan sesama dimana dengan bantuan seorang pengacara yang baik, dia mencari celah agar dapat keluar dari ikatan perjanjian yang telah mereka buat. Tetapi perkawinan bukanlah sepenuhnya ikatan perjanjian yang dibuat oleh manusia semata, itu adalah ikatan yang dibuat oleh dua orang tetapi dengan restu Allah dan mengikat sampai mati. Kebutuhan kita saat ini adalah perlunya mengingat bahwa perkawinan bukanlah suatu hal yang baru. Ketika Yesus masih di dunia ini, Dia perlu mengingatkan orang-orang tentang apakah perkawinan itu. Dalam Matius 19:3-9, beberapa orang Farisi datang kepada Yesus, bertanya kepadaNya apakah ada celah dalam kontrak perkawinan. Dalam jawabannya Yesus harus membawa mereka ke awal penciptaan manusia dan hukum perkawinan di Taman Eden. Dia berkata kepada mereka: “Tidakkah kamu baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firmanNya, “Sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Matius 19:4, 5).

Ada suatu kekuatan di tengah-tengah kita saat ini yang mencoba dengan sekuat tenaga untuk menghancurkan rumah tangga. Banyak serangan yang dialamatkan kepada rumah tangga yang dilakukan oleh banyak orang. Dan hal ini merusak pengertian yang baik yang ada pada orang-orang tentang tanggung-jawab mereka di dalam rumah tangga. Dalam berbicara kepada orang-orang Yahudi di abad pertama, Dia juga berbicara kepada kita saat ini, apa yang Dia peringatkan saat itu adalah untuk kita juga saat ini. Dia berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu baca bahwa Ia yang menciptakan manusia.” Marilah kita berhenti sejenak disini. Alkitab yang telah terbukti akurat secara ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia. Teori fiksi ilmiah yang disebut “Evolusi” menyerang firman Allah dan dengan demikian menyerang Allah sendiri. Manusia bukanlah seekor binatang pintar yang kebetulan berevolusi ke keadaannya saat ini. Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1) dan diberi kuasa atas binatang-binatang, mengapa ketika Allah berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” di ayat yang sama Dia berkata, “supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi.” Manusia diciptakan menurut gambar Allah diberi kuasa atas binatang-binatang, dia tidak mendapatkannya secara kebetulan. Dan sebagai hasilnya manusia dituntut lebih banyak dari hanya sekedar keinginan nafsunya sendiri.

Alkitab mengatakan, “Tidakkah kamu baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan laki-laki dan perempuan.” Sekarang ketika Yesus mendiskusikan perkawinan, Dia menekankan bahwa perkawinan itu adalah suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan. Beberapa tahun yang lalu saya tidak perlu menyinggung masalah ini tetapi saat ini ada orang yang memperjuangkan perkawinan antara sesama jenis kelamin. Ini adalah suatu serangan terhadap rumah tangga yang ditetapkan oleh Allah. Mereka menuntut itu sebagai hak mereka.

Perkawinan adalah untuk laki-laki dan perempuan. Walaupun mereka berbeda satu sama lain namun mereka saling melengkapi satu sama lain. Satu unit keluarga. Allah menciptakan mereka untuk satu sama lain, seperti yang dikatakan Yesus dalam pasal yang sama, “Sehingga keduanya menjadi satu daging.” Dengan kata lain Allah bermaksud bahwa akan ada persahabatan yang ideal di antara mereka. Frasa, “keduanya menjadi satu” adalah ekspresi Alkitab untuk menggambarkan persahabatan yang ideal dimana mereka menjadi “satu daging.” Kita lihat disini bahwa mereka saling melengkapi satu sama lain: Laki-laki memiliki kekuatan fisik dimana perempuan kurang di bidang ini, sementara perempuan memiliki kelembutan yang jarang dimiliki oleh laki-laki. Mereka adalah sahabat, mereka saling mencintai, mereka memiliki pengharapan, saling memiliki keinginan bersama dan dedikasi untuk saling melayani seperti yang dikehendaki oleh Allah. Persahabatan (perkawanan) adalah tujuan pertama Allah menciptakan perempuan untuk laki-laki.

Dalam Kejadian 2:18 Allah berkata, “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia.”

Perkawinan bukanlah sebuah pilihan masyarakat. Perkawinan adalah fondasi masyarakat. Perkawinan adalah sebuah lembaga yang ditetapkan oleh Allah (Editor).

Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan:

1. Sebagai apakah perkawinan itu bagi masyarakat?

2. Apakah yang dilakukan oleh manusia untuk melanggar ikatan perkawinan?

3. Bagaimanakah teori evolusi dapat merusak umat manusia?

4. Jelaskan Matius 19:4-5.

5. Jelaskan arti “satu daging.”

6. Jelaskan Kejadian 2:18.