Mendengarkan Firman

Pendahuluan

Mendengarkan firman Tuhan dalam kebaktian orang Kristen adalah merupakan salah satu elemen kebaktian gereja Perjanjian Baru. Kita mengetahui bahwa mendengarkan firman dengan elemen-elemen lain dalam kebaktian adalah sama-sama penting, hal ini dapat kita lihat dalam kitab Kisah Rasul 20:6-12. Orang Kristen di Troas sangat bersemangat sekali mendengarkan Paulus hingga sampai tengah malam bahkan ada seorang anak muda yang bernama Eutikus terbuai dalam kantuk lalu jatuh dari jendela di lantai tiga dan akibatnya ia meninggal. Untung pada saat itu karunia-karunia Roh Kudus masih berlaku sehingga Rasul Paulus melalui kuasa Allah menghidupkan dia kembali. Peristiwa ini merupakan pelajaran yang sangat bagus bagi kita sekarang ini agar kita tidak mengantuk dalam mendengarkan firman Tuhan sebab kalau Eutikus jatuh dari lantai 3 ke lantai dasar maka kita bisa jatuh miskin terhadap firman Tuhan yang mengakibatkan kita ketinggalan dari saudara-saudara seiman kita. Kalau kita ketinggalan dalam firman Tuhan berarti kita tidak bertumbuh (Ibrani 5:12-14).

Ada banyak orang Kristen sekarang ini sangat lemah dalam mendengarkan firman. Kadang-kadang mereka baru mendengar firman 10 menit sudah mengantuk padahal untuk mendengarkan cerita-cerita pelipurlara mereka tahan sampai satu malam, misalnya orang-orang bisa tahan mendengar wayang kulit di radio 5-7 jam. Tapi kalau mendengar firman mereka sangat cepat bosan. Dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat bangsa Israel yang kembali dari pembuangan mereka tahan mendengar pembacaan hukum Taurat selama 3 jam dalam keadaan berdiri, “Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka” (Nehemia 9:3). Padahal orang Kristen sekarang ini hanya mendengarkan khotbah paling lama satu jam itupun sudah bosan.

Di dalam Perjanjian Baru kita dapat melihat Maria saudara Marta dan Lazarus. Ketika Yesus datang ke rumah mereka Maria duduk dekat kaki Yesus untuk mendengarkan Yesus tetapi Marta sibuk melayani orang-orang dengan kebutuhan jasmani. Kebanyakan orang Kristen sekarang ini sama dengan Marta yang hanya peduli dengan hal-hal jasmani, hal ini memang baik tetapi apa yang dilakukan oleh Maria jauh lebih baik karena Maria mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Yesus (Lukas 10:38-42). Maria inilah yang harus diteladani oleh semua orang Kristen untuk mendengarkan setiap orang yang setia yang menyampaikan firman Tuhan. Mengapa kita harus mengikuti teladan orang Yahudi dalam Nehemia 9:3 dan Maria dalam Lukas 10:38-42. Karena:

Allah Berbicara kepada Kita Sekarang Ini Melalui FirmanNya

Kita harus mengetahui bahwa sekarang ini Tuhan hanya berbicara kepada kita melalui firman-Nya. Setelah yang sempurna itu datang maka cara Allah dalam berbicara kepada manusia dalam berbagai-bagai hal telah dihentikan (1 Korintus 13:10), karena Alkitab telah sempurna. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan telah terdapat dalam Alkitab (Yohanes 20:30,31). Kalau ada orang yang mengatakan bahwa Allah berbicara kepada umatNya sekarang ini dengan bisikan-bisikan, mimpi-mimpi berarti Alkitab itu belum lengkap atau sempurna karena masih perlu tambahan-tambahan lain melalui bisikan-bisikan atau mimpi-mimpi. Faham ini akan bertentangan dengan Yakobus 1:25 “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Kalau kita menyadari hal ini maka kita akan menfokuskan hati kita mendengar firman Tuhan karena ketika firman Tuhan disampaikan kepada kita berarti Tuhan berbicara kepada kita. Dengan kata lain kita mendapat informasi dari Tuhan. Mungkin itu berupa teguran, atau dorongan bagi kita dan kita harus siap untuk itu semua, kalau itu dorongan mari kita teruskan melakukannya, kalau itu teguran baiklah kita menghentikannya. Karena tidak ada lagi teguran langsung dari Tuhan berupa mimpi atau bisikan-bisikan atau inspirasi seperti dulu. Karena itu kalau kita mendengarkan seseorang menyampaikan firman Tuhan lalu firman itu menegur kita, kita tidak boleh sakit hati kepada orang yang menyampaikan firman itu karena yang disampaikannya adalah firman Tuhan. Kita harus objektif dalam mendengarkan firman dan berpikiran positif terhadap orang yang menyampaikan firman tersebut. Kita harus menaruh dalam pemikiran kita bahwa orang-orang yang menyampaikan firman Tuhan itu sama dengan speaker, ia hanyalah penyambung lidah Tuhan atau saluran firman Tuhan agar sampai kepada kita. Jadi kalau kita merasa sakit hati mendengar firman yang disampaikan oleh seseorang dan kebetulan firman itu menegur kita berarti kita belum menjadi manusia rohani, kita adalah manusia duniawi (1 Korintus 3:1-3). Kita harus sadar betul bahwa ketika kita mendengar atau membaca firman berarti Tuhan berkomunikasi dengan kita. Dan kalau kita berdoa berarti kita berbicara kepada Tuhan. Mengapa kita harus mendengarkan firman Tuhan dengan baik? Karena:  

Firman Tuhan Itu Adalah Pelita Bagi Kakiku dan Terang Bagi Jalanku

Kita harus tahu di dalam Perjanjian Lama khususnya dalam Mazmur 119:105, penulis Mazmur ini yang saya yakini adalah Daud mengatakan manfaat firman Tuhan dalam kehidupan manusia sangat penting sekali. Kalau kita melihat kehidupan Daud dalam 1 Samuel 18-23 betapa raja Saul menginginkan kematian Daud namun berkat firman Tuhan yang diyakini Daud membuat Daud tidak dendam terhadap Saul bahkan Daud sangat menghormati orang yang mencari kesempatan untuk mencelakai dirinya (1 Samuel 24:1-23). Pola pikir Daud telah diterangi firman Tuhan yang mengakibatkan tindakan Daud sangat terpuji bahkan Saul sendiri mengakuinya. Di sini kita lihat betapa firman Tuhan itu akan menuntun kita untuk hidup benar kalau kita benar-benar membuat firman Tuhan itu menjadi standar atau pola dalam kehidupan kita (2 Timotius 3:16). Termasuk dalam kebaktian telah ada banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam menyembah Allah. Seperti yang dilakukan di Atena (Kisah Rasul 17:22-34). Orang-orang Atena menyembah Allah dalam kebodohan seperti yang dilakukan oleh nenek moyang dan suku-suku bangsa di seluruh penjuru dunia. Namun ketika Paulus sampai di Atena, Paulus memberitakan firman Tuhan kepada mereka sehingga mereka mengetahui bagaimana cara penyembahan, yang benar. Sama halnya dengan kita sekarang ini, dalam penyembahan kita sama dengan orang-orang Atena menyembah Allah dalam kegelapan tetapi setelah firman Tuhan menyinari hati kita, kita tahu bagaimana penyembahan yang benar itu (Yohanes 4:23-24).

Firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki kita karena firman itu telah merubah kehidupan kita (Ibrani 4:12), sebab kita berjalan di dalam terang Allah sehingga kita dapat berjalan dengan leluasa karena firman menjadi cahaya penerang dalam hati kita (1 Yohanes 1:7). Orang-orang yang berjalan dalam terang adalah orang-orang yang menghasilkan buah-buah roh dalam Galatia 5:22, 23. Orang yang pikirannya diterangi firman Tuhan, hidupnya akan berbeda dengan hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah (Efesus 4:17-5:21). Ada banyak sekali manfaat firman Tuhan dalam kehidupan orang Kristen salah satunya adalah untuk:

Mendewasakan Iman Orang Kristen

Kita tahu bahwa banyak orang-orang Kristen sekarang ini yang tidak bertumbuh. Inilah yang merupakan masalah yang dihadapi jemaat Tuhan sepanjang masa. Pada abad pertama ada tiga kitab dalam Perjanjian Baru yang secara khusus menyinggung ketidakdewasaan orang Kristen (1 Korintus 3:1-3; Ibrani 5:12-14 dan 1 Petrus 2:2). Kalau kita ingin tahu, mengapa mereka dan kita tidak bertumbuh? Hanya Alkitab yang dapat memberi jawaban kepada pertanyaan di atas yaitu Ibrani 2:1-4 “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.” Dan kita tahu jawabannya dari ayat 1 kitab Ibrani 2 ini, baik mereka (yang hidup pada abad pertama) maupun kita yang hidup sekarang ini kurangteliti memperhatikan firman Tuhan, kita sering tidak peduli,tidak hati-hati, anggap enteng terhadap firman. Saya telah mengajar di AASBS lebih kurang 15 tahun. Dari sekian banyak mahasiswa/i ada saja di setiap angkatan yang menganggap enteng belajar di AASBS pada awal semester, namun setelah mereka ujian dan nilainya rendah baru ia sadar bahwa ia telah salah karena ia anggap enteng. Sama-halnya dengan Esau menganggap enteng hak kesulungan itu sehingga Yakub merebut dari dia yang membuat Yakub diberkati oleh Tuhan (Kejadian 25:29-34). Setiap orang yang menganggap enteng firman Tuhan tidak akan bertumbuh ( Galatia 6:7). Karena pertumbuhan seseorang atau dewasanya iman seseorang tergantung dari bagaimana sikapnya terhadap firman Tuhan (Roma 10:17). Ingat Yesaya 55:11: “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Kedewasaan seseorang di dalam iman tergantung kepada bagaimana seseorang itu mempraktekkan firman itu dalam kehidupannya sehari-hari. Kita tidak boleh hanya mendengar firman, tetapi kita harus menjadi pelaku firman (Yakobus 2:22). Kalau kita melihat gambaran kedewasaan orang Kristen yang digambarkan oleh Petrus dalam 2 Petrus 1:5-8, tidak terlepas dari mempraktekkan hukum Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita bertumbuh menjadi dewasa dalam iman berarti kita telah memiliki sebagian syarat-syarat untuk menjadi penatua di jemaat Tuhan. 1 Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9, karena setiap orang Kristen laki-laki memiliki gol yang mulia untuk menjadi penatua jemaat dan setiap perempuan Kristen harus menolong dan mendorong suami atau ayah atau saudara seiman laki-laki untuk mencapai syarat-syarat menjadi penatua di jemaat lokal yaitu menjadi dewasa dalam iman. Kedewasaan seseorang dalam iman adalah tergantung bagaimana sikap seseorang itu terhadap firman Tuhan dan bagaimana seseorang itu mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga kehidupan orang itu dipenuhi semerbaknya firman yang hidup dan berkuasa (Yesaya 30:15; Ibrani 4:12). Bagaimana orang Kristen yang bertumbuh dewasa dalam iman dapat terpenuhi dengan mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupannya karena firman Tuhan itu adalah:

SANTAPAN ROHANI ORANG KRISTEN

Banyak orang Kristen yang tidak peduli tentang pertumbuhan rohani mereka. Orang-orang ini hanya memperhatikan pertumbuhan jasmani saja, padahal kalau kita lihat 1 Korintus 3:1-3, seseorang yang tidak mempedulikan rohaninya berarti orang itu adalah manusia duniawi. Apa yang membuat seseorang itu bertumbuh secara rohani? Tentu saja kita dapat bertanya pula apa yang membuat seseorang itu bertumbuh secara jasmani? Tentu jawabannya adalah makanan jasmani seperti susu, daging, sayur-sayuran, nasi, buah-buahan atau dalam bahasa Indonesia empat sehat, lima sempurna. Sama halnya dengan pertumbuhan rohani seseorang tergantung kepada santapan rohani orang itu. Seseorang yang kekurangan santapan rohani keadaannya secara rohani akan kurus dan sakit-sakitan sama seperti balita-balita di Indonesia sekarang ini yang menderita busung lapar karena kurangnya makanan bergizi. Apakah santapan rohani orang Kristen? Tentu saja firman. Firman Tuhan akan menyehatkan iman seseorang yang merindukan firman itu. Lihat Matius 5:6, berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan sehat dan gemuk secara rohani. Setiap orang yang merindukan kesehatan dan pertumbuhan rohani harus mengikuti jejak Daud dalam Mazmur 119:11, 97, 105, 160. Daud begitu mencintai, merindukan, mendambakan dan menghargai atau menghormati firman Tuhan. Anda ingin sehat secara rohani, lahaplah firman Tuhan itu setiap hari sama seperti orang-orang di Berea (Kisah Rasul 17:1). Kalau kita membutuhkan santapan jasmani setiap hari, maka kita juga harus membutuhkan santapan rohani yaitu firman Tuhan sama seperti Yesus dalam Yohanes 4:34, “MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.

Kesimpulan

Di waktu kebaktian, mendengarkan firman Tuhan sama pentingnya dengan elemen-elemen lainnya, karena itu: agar ibadah yang kita lakukan berkenan kepada Tuhan, kita harus memusatkan pikiran kita untuk mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh hambaNya, karena firman itu adalah benih yang akan tumbuh dalam hati kita sehingga kita bertumbuh juga sebagai orang Kristen (Matius 13:1-23). Benih yang tertanam dalam hati kita tidak akan bertumbuh kalau kita menolak mendengarkan firman Tuhan, sama seperti tanaman, kalau tidak disiangi tidak akan bertumbuh, demikian juga benih firman yang ada di dalam hati kita kalau tidak rajin mendengarkan dan mempelajari firman itu, maka iman kita tidak akan bertumbuh (Roma 10:17; 2 Petrus 1:5-8).