Kuasa Di dalam Jemaat

Ketika imam-imam kepala dan ahli Taurat bertanya kepada Yesus dalam Markus 11:27-33; Matius 21:23-27; Lukas 20:1-8 - "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Saya percaya peristiwa ini yang membuat Yesus berfirman di Matius 28:18. Yesus mendekati mereka (kesebelas murid-murid) dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Kuasa di bumi yang disebutkan oleh Yesus dalam ayat ini banyak orang mengartikannya kuasa Kristus atas jemaat. Dan hal ini diperjelas oleh Paulus di dalam Kitab Epesus 5:23. Kristus adalah kepala jemaat. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka kita dapat mempelajari point-point berikut ini agar kita dapat mengerti “Kuasa di dalam Jemaat”.

Siapakah yang berkuasa di dalam jemaat?

Banyak orang tidak memahami pernyataan Kristus di dalam Matius 28:18, sehingga mereka mengatakan bahwa ada seseorang manusia yang menjadi penguasa jemaat di dunia ini dan Kristus adalah kepala jemaat di surga, padahal Yesus dengan jelas sekali mengatakan: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Pernyataan ini cukup sederhana dan cukup jelas untuk kita artikan. Kalau kita mengatakan bahwa ada seseorang yang berkuasa di jemaat di bumi ini berarti Kristus tidak lagi berkuasa atas jemaat, padahal dalam Epesus 5:23 Kristus adalah kepala jemaat sama seperti suami adalah kepala keluarga. Di dalam hal ini Paulus mencoba menjelaskan kepada jemaat di Kolose tentang hubungan Kristus dengan jemaat dengan menggambarkan bagaimana hubungan suami dengan istri. Kalau Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuh, maka otomatis kepala berkuasa atas jemaat, sama-halnya dalam keluarga, suami adalah kepala dari istri, maka kepala keluarga yang adalah suami berkuasa atas istri dan anggota keluarga yang lain. Karena itu jika kita sebagai anggota keluarga dan tidak menghormati suami yang adalah kepala keluarga bagaimana mungkin kita dapat menghormati Kristus sebagai kepala dalam jemaat, padahal orang Kristen sebagai anggota jemaat harus tunduk kepada kepala jemaat.

Jemaat harus tunduk kepada penguasa (Kristus) Epesus 5:22

Di dalam ayat ini kita melihat bagaimana Allah memberikan tugas kepada istri untuk tunduk kepada suaminya, sama-halnya jemaat harus tunduk kepada Kristus sebagai kepala atau penguasa. Kata tunduk dalam ayat ini berarti hormat, taat untuk melakukan apa yang diperintahkan atau dianjurkan oleh suami, demikian halnya dengan jemaat harus tunduk kepada Kristus, jemaat harus hormat kepada Kristus, hormat berarti taat untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Kristus, Yohanes 14:15; Yohanes 15:14. Jemaat tidak memiliki hak untuk menambahkan atau mengurangi apa yang telah ditentukan oleh Kristus, 1 Korintus 4:6b - “Jangan melampaui yang ada tertulis.” Jadi, kita sebagai anggota jemaat harus tunduk kepada segala Firman yang telah tertulis, karena itu sudah dimateraikan oleh darah Kristus, yaitu Injil, 1 Korintus 15:1-4. Kita sebagai umat tebusan harus menghasilkan buah-buah roh yaitu kasih, suka-cita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri dan kita harus menjauhkan segala perbuatan daging seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta-pora, dusta dan lain-lain, Galatia 5:19-22; Wahyu 21:8.

Anggota jemaat Tuhan harus menjauhkan kebiasaan berbohong atau berdusta. Memang dalam kehidupan masyarakat di sekitar kita, berbohong itu seakan-akan tidak dosa lagi karena terlalu sering dilakukan, tetapi di hadapan Tuhan bohong itu tetap dosa, apapun anggapan orang, dan Firman Tuhan tetap melarang orang Kristen untuk berbohong. Sekalipun orang-orang di sekitar kita menganggap bohong itu baik tetapi kita sebagai orang Kristen harus tetap berpegang pada Firman Tuhan bahwa berbohong itu adalah dosa. Seorang Kristen dapat kita tandai atau kenali dari cara hidupnya karena agama Kristen adalah cara hidup, 2 Korintus 3:2.

Bagaimanakah kita mengetahui kuasa Kristus di dalam jemaat?

Di dalam Yohanes 14:6 Kristus berkata, “Akulah jalan, hidup dan kebenaran” dan kemudian kita melihat dalam Yohanes 17:17 Kristus berkata, “Firman itu adalah kebenaran.” Jadi jemaat itu harus memiliki standard yaitu Firman Tuhan (2 Yohanes 9-11). Itulah jemaat yang benar. Jemaat yang benar itu harus mengikuti Perjanjian Baru. Kebenaran jemaat itu akan terlihat dari bagaimana kehidupan anggota jemaat tersebut. Jadi jemaat dan kehidupan anggota jemaat tidak dapat dipisahkan, karena jemaat yang benar akan memiliki anggota yang hidupnya mengikuti kebenaran, Kolose 3:17.

Kalau ada anggota jemaat yang hidupnya tidak sesuai dengan kebenaran, maka dia tidak benar-benar anggota jemaat, karena cara hidupnya telah berbeda dengan anggota jemaat lain dengan kata lain dia itu telah terpisah dari jemaat, Yohanes 15:5-6: "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barang siapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar." Dan jemaat harus mengambil sikap tegas terhadap dia, bandingkan dengan 2 Tesalonika 3:6: "Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami." dan 2 Tesalonika 3:14: "Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu."

Jadi jelaslah bagi kita bahwa kuasa Kristus ada di dalam jemaat apabila kehidupan anggota jemaat itu sama dengan contoh-contoh yang diberikan oleh Kristus dalam Perjanjian Baru.

Kesimpulan:

Firman Tuhan telah jelas sekali mengatakan kepada kita bahwa tidak seorang manusia-pun yang memiliki hak atas jemaat baik ia sebagai anggota jemaat, koordinator dan lain-lain kecuali Kristus yang memiliki hak dan hak itu di peroleh dari Allah Bapa dalam Matius 28:18; Epesus 1:22-23: “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”