Darah Kristus

Penerima kitab Ibrani ini adalah orang Yahudi yang sudah menjadi orang Kristen. Penulis kitab ini bertujuan untuk meneguhkan iman mereka dan sekaligus memberikan pelajaran kepada orang Yahudi yang belum menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya.

Untuk tujuan di-atas penulis kitab ini membentangkan perbedaan antara darah korban-korban yang dipersembahkan di dalam era Perjanjian Lama dengan darah Kristus.

Berbicara tentang darah Kristus, marilah kita perhatikan beberapa hal berikut ini.

Pertama , Darah Kristus berhubungan erat dengan korban persembahan dalam Perjanjian Lama

Sejak dosa masuk ke dalam dunia, manusia cenderung melakukan dosa. Walaupun demikian, Allah tidak menginginkan kebinasaan orang berdosa, melainkan menetapkan suatu jalan keampunan dosa yang bersifat sementara di bawah hukum Perjanjian Lama yaitu dengan mempersembahkan darah lembu atau darah kambing.

Dikatakan bahwa darah Kristus berhubungan erat dengan korban persembahan di dalam Perjanjian lama adalah karena korban-korban itu merupakan bayang-bayang dari korban yang dipersembahkan Kristus, Ibrani 10:1, yang bertujuan hanya untuk mengingatkan dosa-dosa kaum itu, Ibrani 10:2.

Kedua , Darah Kristus mengampuni dosa

Allah sangat mengasihi kita dengan merelakan anakNya mati tersalib dengan darah yang bercucuran keluar dari tubuhNya yaitu darah perjanjian yang berkuasa memberikan pengampunan, Matius 26:28; Epesus 1:7. Tanpa darah Kristus maka tidak akan ada pengampunan dosa. Dalam Ibrani 10:3-4, Paulus berkata, “..... mustahil darah lembu dan kambing untuk mengampuni dosa.” Kalau demikian bagaimana dengan dosa orang-orang yang hidup di bawah hukum Perjanjian Lama yang setia untuk mempersembahkan korban untuk jalan keampunan dosa? Pertanyaan ini sangat menarik! Paulus berkata bahwa hukum Taurat mematikan, sedangkan hukum Kristus menghidupkan, mengapa? Karena hukum Taurat hanya menyatakan bahwa “ini” atau “itu” dosa namun hukum tersebut tidak menyediakan jalan keampunan dosa. Lebih jauh lagi Paulus berkata, jikalau sudah ada pengampunan dosa di bawah hukum Taurat, maka tidak perlu lagi Yesus harus mempersembahkan diriNya, yaitu mati tersalib.

Darah Kristus yang di-korbankan pada kayu salib berkuasa untuk mengampuni dosa-dosa semua orang yang setia melakukan segala perintah-perintah Allah baik pada zaman Bapa-bapa maupun pada zaman Musa dan juga dosa orang yang hidup pada zaman kekristenan. Hal inilah yang dimaksud rasul Paulus ketika Dia berkata, “.... Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.” Ibrani 9:15.

Ketiga , Kuasa darah Kristus di peroleh di dalam baptisan

Melalui ilham Rohkudus Paulus mengatakan bahwa “.... semua yang dibaptis di dalam Kristus telah mengenakan Kristus,” Galatia 3:27. Di baptis di dalam Kristus berarti di baptiskan berdasarkan hukum Kristus, dimana sebelum dia di baptiskan, hukum Kristus mengatakan bahwa orang tersebut harus percaya (beriman) kepada Kristus, Markus 16:15-16; harus mendengar Firman Allah (Injil) yang merupakan sumber iman, Roma 10:17; harus mengaku Kristus, Roma 10:9; Matius 10:32-33; Kisah Rasul 8:37; harus bertobat (menyesal bahwa dia telah mendurhaka kepada Allah), dan yang terakhir dia harus di baptis untuk jalan keampunan dosa, Kisah Rasul 2:38. Pengampunan ada pada darah Kristus, Epesus 1:7, berarti apabila seseorang itu sudah mendengar Injil dan percaya, mengaku, bertobat serta di baptiskan maka darah Kristus yang berkuasa mengampuni dosa itu telah di dapat didalam baptisan itu. Paulus berkata bahwa orang yang dibaptiskan di dalam Yesus akan bangkit di dalam hidup yang baru (hidup suci dari dosa) Roma 6:4, mengapa? Karena di dalam baptisan seseorang telah bersalut dengan Kristus dan menyatu dengan darah Kristus yang berkuasa untuk mengampuni dosa.

Kesimpulan:

Darah Kristus merupakan wujud nyata dari darah korban-korban persembahan untuk pengampunan dosa di dalam Perjanjian Lama.

Kuasa darah Yesus untuk pengampunan dosa terbuka kepada semua manusia, tetapi hal itu hanya akan di peroleh dengan syarat-syarat yang telah di tetapkan di dalam Injil yaitu, mendengar Injil, percaya Injil, mengaku Kristus, bertobat dan di baptis yang pada prinsipnya berlaku untuk semua manusia.