Buku Terbesar Yang Pernah Ditulis
Seperti sebuah kapal besar di atas laut dapat tetap teguh di suatu tempat selama badai oleh karena jangkarnya (sauhnya), demikianlah pesan yang tidak habis dimakan usia dalam buku yang terbesar yang pernah ditulis, adalah jangkar pengharapan bagi semua umat manusia, menjaga kita tetap selamat dan memegang kita dengan teguh sepanjang badai kehidupan. Hidup adalah seperti ombak yang dilemparkan kepada kita, ombak berkat, bahaya-bahaya dan ombak kesulitan. Jika seseorang tidak mengerti arti kehidupan dan tidak dapat berdiri melawan badai problema pencobaan, dan godaan, dia akan tenggelam di bawah air dan akan terhilang selamanya. Alkitab adalah satu-satunya buku petunjuk untuk hidup sukses, dan Alkitab mengajarkan kepada kita bagaimana untuk hidup dengan benar di dunia ini, agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia yang akan datang. Alkitab adalah buku tentang pengharapan yang benar, kasih yang kekal, dan upah yang besar.
Alkitab adalah buku yang paling luas peredarannya di dunia. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam lebih dari seribu bahasa di dunia ini, telah dijual secara luas, dalam tujuh puluh lima tahun ini lebih dari tujuh milyar copy telah terjual. Tidak ada buku lainnya di dunia ini yang menikmati popularitas demikian. Alkitab masih terus menjadi buku nomor satu yang paling laris setiap tahun.
Apa yang ditulis oleh orang-orang terkenal tentang Alkitab; George Washington, Presiden pertama Amerika Serikat mengatakan, “Tidaklah mungkin untuk memerintah dunia dengan benar tanpa Allah dan Alkitab.”1
Horace Greeley, “Adalah tidak mungkin untuk memperbudak seorang pembaca Alkitab secara mental dan sosial. Prinsip-prinsip Alkitab adalah dasar dari kemerdekaan umat manusia.”2 (Catatan: Jika seseorang mengandaikan untuk beberapa saat bahwa Alkitab adalah seperti manusia, maka dia dapat secara akurat mengatakan, seperti Mr Van Dyke, tentang Alkitab berikut ini - BTH) - Henry Van Dyke suatu kali menulis, “Lahir di Timur dan ungkapan-ungkapannya dalam bentuk seni Timur dan perumpamaan, Alkitab berjalan ke seluruh dunia dengan kaki yang dikenal dan memasuki negeri demi negeri untuk menemukan miliknya sendiri dimana-mana. Alkitab telah belajar berbicara kepada hati manusia dalam ratusan bahasa. Anak-anak mendengarkan cerita-ceritanya dengan takjub dan senang, dan orang-orang bijaksana memikirkan kebenarannya dengan seksama sebagai perumpamaan hidup. Orang-orang jahat dan sombong gemetar atas peringatannya, tetapi kepada orang yang terluka dan yang menyesali kesalahannya, dia memiliki suara seorang ibu, suatu suara yang merdu. Alkitab telah merangkai dirinya ke dalam mimpi-mimpi kita yang sangat berharga; supaya kasih persahabatan, simpati, devosi, ingatan, dan harapan, dapat mengenakan pakaian indah dari harta perkataannya.
Tidak ada kemiskinan dan keterasingan bagi orang yang menjadikan Alkitab sebagai harta kekayaannya. Ketika kehidupan sudah sampai kepada akhirnya dan kegentaran umat manusia yang berjalan dalam hidup ini, berjalan menuju lembah bayang-bayang kematian, dia tidak takut untuk memasukinya, dia mengambil gada dan tongkat ayat-ayat suci di tangannya, dia berkata kepada teman-teman dan rekan-rekannya, “Selamat tinggal, kita akan bertemu lagi” dan didukung oleh imannya, dia pergi menuju jalan sunyi sebagai orang yang berjalan melalui kegelapan ke dalam terang.”3 W.H. Seward menulis, “Seluruh harapan kemajuan manusia tergantung pada pertumbuhan pengaruh Alkitab.”4
Istilah “Alkitab” berasal dari sebuah kata Yunani “Biblos” yang artinya “buku.” Di dalam Alkitab itu sendiri, disebut dangan beberapa nama. Beberapa di antaranya adalah: (1) firman Allah (Efesus 6:17; Ibrani 4:12); (2) Kitab Suci (Yohanes 5:39); (3) Tulisan (2 Timotius 3:16); (4) Pernyataan Allah (Ibrani 5:12) dan (5) Firman yang hidup (Kisah Rasul 7:38).
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Alkitab memaksa kita menerima bahwa Alkitab bukanlah buku biasa, sebagaimana orang-orang mempertimbangkan semua buku-buku yang ditulis oleh manusia. Alkitab itu terlalu sederhana dan pada saat yang bersamaan itu terlalu rumit untuk berasal dari pikiran manusia. Ada sejumlah perbedaan antara Alkitab dan semua buku-buku lainnya di dunia ini. Tidak ada buku lainnya yang dapat dengan sukses mengklaim sebagai firman Allah, dan dari beberapa buku yang mengaku diilhami, ketika diadakan investigasi dari dekat, gagal mempertahankan klaimnya karena ketidak-sempurnaan dan ketidak-konsistenannya, tidak seperti Alkitab dan penulis-penulisnya.
Jika Alkitab bukan berasal dari Allah, lalu darimanakah datangnya? Alkitab tidak seperti buku lainnya. Alkitab mengatakan kepada manusia tentang ketidak-sempurnaan manusia, serta jalannya yang jahat, dan memperingatkan manusia akan datangnya penghakiman dimana semua akan menghadap Allah dan akan dihakimi menurut perbuatannya. Buku ini pasti bukanlah buku dari setan, sebab buku ini melawan kejahatan yang hendak dicapai oleh setan di dunia ini. Alkitab memberi manusia satu-satunya sejarah yang benar tentang asal usulnya. Tidak ada buku lain di dunia ini yang mengatakan kepada manusia tentang siapakah dia, dan mengapa dia di atas bumi dan kemana manusia akan pergi setelah kematian.
Alkitab dinyatakan dalam kata-kata untuk dimengerti oleh manusia, tepat seperti apa yang Allah inginkan untuk diketahui oleh manusia. Dan firman-Nya akan terus menerus sampai akhir zaman. Alkitab telah berdiri melawan semua serangan-serangan yang mencoba melawannya sampai saat ini, dan akan terus sampai kepada kekekalan. Alkitab itu disusun oleh 40 orang dalam periode kira-kira 1600 tahun. Sebagian besar penulis-penulisnya tidak mengenal satu sama lain, mereka juga tidak memiliki latar belakang budaya yang sama, serta pengertian pribadi manusia mereka atas kehidupan juga berbeda. Mereka tidak berasal atau tinggal di tempat yang sama, dan banyak dari para penulisnya tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan penulis-penulis Alkitab yang lain oleh karena jarak waktu di antara mereka. Ini saja sudah menjadi bukti yang sangat kuat sekali bahwa Alkitab itu ditulis oleh satu pikiran, satu pikiran yang jauh lebih besar dalam pengertian dari pada gabungan semua penulis-penulis, sebab semua penulis Alkitab menulis dengan keharmonisan yang sempurna satu dengan yang lainnya, dan banyak dari kata-kata mereka menunjukkan hal-hal yang mereka sendiri tidak mengerti pada saat penulisan itu. Tetapi, oleh karena kita dapat melihat kembali ke dalam sejarah, dan melihat hal-hal setelah fakta, maka kita dapat melihat ketetapan dan kesatuan yang unik dari tulisan-tulisan mereka tentang subyek-subyek dimana mereka tidak dapat bersatu tanpa pertolongan dari satu pikiran, kepintaran yang maha tahu.
Alkitab mencatat untuk manusia hari tergelap dari sejarah umat manusia, ketika manusia jatuh ke dalam dosa melalui ketidaktaatan di Taman Eden, dan telah terpisah dari Allah Pencipta kita. Alkitab juga mencatat untuk manusia rencana Allah yang cermat tentang penebusan manusia dari dosa-dosanya, dan bagaimana dia akan membawa kepada kita Penebus yang agung dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal.
Karena itu, Alkitab dinyatakan seperti “Pelita” dan “Terang” (Mazmur 119:105; 2 Petrus 1:19), yang membawa manusia ke dalam terang kebenaran dan keluar dari kegelapan yang jahat. Alkitab adalah seperti “Cermin” (Yakobus 1:23-25), dan ketika kita melihat ke dalam cermin kebenaran, kita dapat melihat diri kita dengan jelas (Titus 1:9), dan belajar tentang apa yang harus dilakukan agar bebas dari dosa (Yohanes 8:32). Alkitab adalah seperti “Api” (Yeremia 23:29), dan api ini dapat membara di dalam kita dan menolong kita untuk bertindak dengan cara yang bertanggung-jawab di antara manusia dan mematuhi firman Allah. Alkitab adalah seperti “Palu” (Yeremia 23:29), dan dapat memecahkan kekerasan kepala kita akan cara dunia ini, jika kita mengizinkannya untuk memasuki hati kita. Dan Alkitab adalah seperti “Pedang” (Efesus 6:17) yang bukan saja dapat memotong dosa-dosa kita tetapi dapat dipakai untuk menyerang dosa-dosa dalam kehidupan orang lain, ketika kita mengajarkan kepada mereka firman Allah yang berkuasa. Jadi firman Allah, Alkitab, dapat melindungi kita dan menolong kita berperang melawan hal-hal di dunia ini yang dapat mencelakai kita. Alkitab seperti sebuah “benih”(Lukas 8:11), yang pada mulanya kecil di dalam kita tetapi dapat bertumbuh sangat besar dan melakukan hal-hal besar melalui kita.
Alkitab adalah buku dari segala buku. Alkitab terdiri dari 66 buku dan dibagi dalam 2 pembagian besar. Bagian pertama adalah Perjanjian Lama dengan 39 kitab dan bagian kedua disebut Perjanjian Baru dengan 27 kitab.
Perjanjian Lama dengan 39 kitabnya dapat dibagi menjadi 5 bagian. Lima kitab pertama, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan, disebut kitab-kitab Hukum, dan ditulis oleh Musa, 12 kitab berikutnya yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja dan 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia dan Ester disebut kitab-kitab Sejarah Ibrani dan ditulis beberapa orang dalam kurun waktu kira-kira 800 tahun. Ada 6 kitab yang digolongkan sebagai puisi oleh karena gaya penulisnya. Kitab-kitab tersebut adalah: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung dan Ratapan. Pembagian yang keempat adalah nabi-nabi besar yaitu 4 kitab: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel. Kitab-kitab ini disebut “besar” bukanlah karena kitab-kitab ini lebih penting daripada kitab-kitab nabi lainnya, melainkan karena kitab-kitab ini lebih panjang daripada kitab-kitab nabi-nabi lainnya. Pembagian terakhir, dari kitab Perjanjian Lama adalah kitab-kitab Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. Semua kitab-kitab ini disebut nabi-nabi kecil.
Perjanjian Baru dengan 27 kitabnya dapat dibagi menjadi 5 bagian. Empat kitab pertama: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes disebut kehidupan Kristus atau sejarah kehidupan Kristus. Bagian kedua dari Perjanjian Baru: Kisah Rasul, memberikan kepada kita catatan permulaan gereja dan disebut Sejarah Gereja. Pembagian ketiga termasuk 13 kitab: Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus, Filemon, kitab-kitab ini sering disebut surat-surat khusus kepada jemaat atau surat-surat Paulus. Pembagian keempat Perjanjian Baru termasuk 8 kitab-kitab: Ibrani, Yakobus, 1 dan 2 Petrus, 1 dan 2 dan 3 Yohanes, Yudas, kitab-kitab ini disebut surat-surat umum. Dan terakhir kitab Wahyu, atau nubuatan.
Alkitab kita sekarang ini datang kepada kita sebagai hasil diterjemahkannya Alkitab itu berabad-abad dari naskah aslinya yang pertama, dan kemudian dari salinan kata perkata setelah yang aslinya rusak. Kerusakan itu tidak dapat diperbaiki lagi oleh karena usianya. Sekarang ini ada ribuan manuskrip atau naskah Alkitab dalam bahasa Grika (Yunani) dan Ibrani, yang disalin dari naskah-naskah yang lebih awal. Kita tidak khawatir bahwa kita tidak memiliki naskah asli yang ditulis oleh rasul-rasul dan penulis-penulis Perjanjian Lama, sebab begitu banyak salinan yang dibuat tahun demi tahun oleh orang-orang yang berusaha untuk mengawetkan firman Allah. Rasul Petrus menulis bahwa firman Allah akan tetap sampai selama-lamanya (1 Petrus 1:25) dan orang-orang sudah sangat hati-hati untuk menyalin Alkitab, sebagaimana yang dinubuatkan Allah melalui Petrus bahwa orang-orang akan bekerja agar firman-Nya dapat terus di antara manusia.
Firman Allah telah mempengaruhi umat manusia dari permulaan zaman. Telah nyata bahwa manakala manusia mengikuti kebenaran Allah, maka dia akan berhasil dan damai, tetapi jika dia melupakan Allah, kesulitan-kesulitan muncul. Manusia tidak dapat menentukan jalannya sendiri, ketika manusia itu mengikuti jalannya sendiri dalam hidup ini, kehancuran dan kebinasaan segera mengikutinya. Prinsip-prinsip yang dinyatakan kepada manusia di dalam Alkitab jangan diabaikan.
Alkitab mempunyai pengaruh yang besar atas manusia di masa lampau. Selama berabad-abad, pemerintah-pemerintah telah mengadopsi ajaran-ajaran dalam Alkitab sebagai kode moral mereka untuk memerintah penduduk mereka dengan berhasil. Pada pihak lain pemerintahan yang menolak firman Allah menemukan diri mereka dalam kesulitan. Setiap bangsa yang besar dan berkuasa sejak sebelum kedatangan Kristus telah jatuh ketika mereka mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran yang terdapat dalam Alkitab, alasan untuk ini sangat sederhana. Allah telah menetapkan dan memberikan dasar bagi setiap lembaga sosial. Dia telah memberikan kepada umat manusia informasi tentang bagaimana dapat berhasil membangun dan mempertahankan masyarakat. Allah menyampaikan melalui firman-Nya bagaimana membangun institusi keluarga, gereja, dan pemerintahan setempat dengan benar.
Keluarga dan gereja harus menyediakan dasar-dasar moral dan spiritual bagi masyarakat. Kedua lembaga ini mendirikan nilai-nilai moral yang mana manusia harus hidup di antara sesamanya. Pemerintah ditetapkan oleh Allah untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah, dan secara moral benar, dan menghukum orang-orang yang bersalah.
Lembaga-lembaga ini harus tetap stabil dengan mempertahankan sebuah standar nilai-nilai yang tinggi supaya memberikan masyarakat lingkungan yang konsisten untuk hidup dan bekerja serta mengembangkan hubungan satu sama lain yang langgeng.
Di masa lalu, di antara banyak negara tercinta yang merdeka di seluruh dunia, ada suatu usaha untuk memasukkan kata-kata di dalam konsitusi mereka, yang mengindifikasikan mereka dan iman mereka kepada Allah, dan yang akan membawa manusia mencapai standar moral yang tinggi. Standar ini tidak ditemukan dalam kehendak manusia yang mementingkan diri sendiri, kecuali hanya manusia yang rendah hati yang mengarahkan pandangan kepada kuasa tertinggi untuk mendapatkan bimbingan. Tidak ada lagi contoh yang jelas dan terbuka tentang pengaruh Alkitab untuk mengangkat sebuah negara, daripada sejarah kesuksesan negara Amerika Serikat. Bangsa ini didirikan oleh orang-orang yang memiliki iman yang terdapat dalam Alkitab. Iman mereka dapat disaksikan melalui kata-kata mereka dalam mukadimah deklarasi kemerdekaan: Dalam bagian dari mukadimah ini, mereka mengatakan : ” ... kami memegang kebenaran ini untuk membuktikan diri; bahwa semua manusia diciptakan sama; bahwa mereka diberkati oleh Sang Pencipta dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dirampas oleh orang lain; bahwa di antara orang-orang inilah kehidupan, kebebasan dan berburu kebahagiaan.”
Amerika adalah segalanya dan telah menjadi demikian baik, telah terlaksana karena mayoritas rakyat berdiri pada fondasi moral firman Allah. Kebesaran yang sesungguhnya hanya dapat dicapai melalui cara Allah. Kesuksesan dan keuntungan besar melalui cara lain adalah hampa dan tidak berarti.
Tentu saja sebaliknya juga benar, semakin banyak masyarakat berpaling dari Allah dan prinsip-prinsip moralnya, maka semakin kurang sehat jadinya. Seorang bijaksana menulis, “Apabila orang benar memegang kuasa maka tamasyalah orang banyak, tetapi apabila orang jahat memegang perintah maka orang sekalianpun berkeluh kesah” (Amsal 29:2 - TL).
Allah dan firman-Nya telah mempengaruhi banyak orang di dunia ini, dan Ia telah memberikan kebahagiaan melalui ketaatan kepada kebenaran-kebenaran-Nya yang kekal. Banyak kesenian di dunia ini telah dipengaruhi oleh Alkitab. Karya-karya agung sepanjang masa tidak akan ada jika bukan karena cerita-cerita yang mereka catat dari Alkitab. Karya seni yang dibimbing oleh nafsu binatang dan keinginan-keinginan yang tidak sehat dapat menimbulkan suatu akibat yang sangat negatif terhadap moral suatu kelompok masyarakat. Pengaruh besar firman Allah terhadap literatur telah menghasilkan kesan baik secara luas di dunia ini. Banyak buku telah menggetarkan hati berjuta-juta orang di bumi sambil menyajikan berita-berita yang baik dan bermoral untuk dipertimbangkan. Pengaruh Alkitab terlihat dalam bagaimana banyak orang di sepanjang zaman telah membaca dan menemukan pengharapan dan penghiburan dalam perkataannya.
Alkitab telah memiliki suatu pengaruh yang luar biasa seperti ini terhadap dunia, yang banyak orang menyatakan untuk tidak mempercayai Alkitab, masih menghargai dan mempraktekkan banyak prinsip yang terdapat dalam Alkitab. Ini benar karena dari permulaan waktu, Allah telah memberikan fondasi moral kepada manusia. Fondasi moral ini tidak dapat ditemukan oleh manusia sendiri. Kita tahu bahwa ini benar, karena ketika manusia dibiarkan dengan imajinasinya sendiri, akan selalu melawan yang baik dan bermoral.
Alkitab telah mempengaruhi banyak masyarakat dari abad ke abad untuk menolong orang-orang miskin, untuk mengangkat para perempuan ke tempat mereka yang sebenarnya di dalam masyarakat, untuk mengakui bahwa setiap orang bernilai, untuk menghentikan perbudakan dan untuk melindungi orang-orang yang tidak dapat melindungi diri mereka sendiri. Jika ada sesuatu yang salah pada seseorang dan suatu kelompok masyarakat, jawabannya ditemukan dalam prinsip-prinsip moral firman Allah yang kekal.
Silahkan Anda pertimbangkan beberapa poin sederhana ini sementara saya menutup artikel ini. Jika seorang ingin memiliki sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat, maka ikutlah prinsip-prinsip kebenaran di dalam Kitab Suci. Pengetahuan akan Kitab Suci akan merubah sikap seseorang dari ketakutan, kekalahan dan dukacita menjadi sukacita dan kemenangan. Seorang dapat menemukan jaminan keamanan yang sesungguhnya dan kekuatan pribadi di dalam kebenaran. Apakah Anda sungguh-sungguh ingin bahagia? Maka isilah pikiran Anda dengan kebenaran, karena kebahagiaan adalah keadaan pikiran. Kita bisa saja hidup di bawah situasi yang sangat sulit dan menggoda, namun tetap memiliki kedamaian dan kebahagiaan.
Jika seseorang memiliki masalah-masalah pribadi dan kita semua pun demikian, ikutilah Alkitab. Dikatakan kebijaksanaan adalah jawaban bagi masalah-masalah kita. Saya tidak bermaksud bahwa semua masalah dalam hidup akan diselesaikan dengan cepat, tetapi ketika kita telah mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan akan firman Allah maka kita akan dapat menjalankan semua masalah dalam hidup dan bahkan dalam kematian. Tidak ada kode tingkah laku lain yang dapat melakukan hal yang sama kepada kita.
Banyak orang hidup dengan tidak menentu tentang kehidupan dan arah mana yang mereka sedang tuju dalam kehidupan ini dan setelah mati. Tentunya adalah suatu beban yang sangat berat bila tidak mengetahui bagaimana keadaan Anda, apakah Anda pergi ke surga atau tidak setelah mati. Saya tidak dapat membayangkan seperti apa rasanya bagi seorang yang tidak dapat mengatakan di dalam hatinya sendiri bahwa dia tahu dia akan pergi ke surga setelah mati. Tetapi banyak orang yang hanya berharap mereka akan pergi ke surga, tetapi tidak punya perasaan apa pun atau keyakinan dalam diri mereka, bahwa mereka telah sukses dalam kehidupan ini untuk bersama Tuhan di kehidupan berikutnya. Rasul Paulus tidak merasa seperti ini, dan sebagai seorang pelajar Alkitab, seseorang dapat ke luar dari kegelapan dan hidup dengan leluasa di dalam terang sebagaimana Allah izinkan untuk kita lakukan.
Seseorang dapat membuang rasa takutnya terhadap penghakiman dan selama-lamanya dia akan bersama-sama dengan Allah di surga. Apakah ada sebuah mahkota menanti Anda? Anda hanya dapat tahu kepastiannya melalui pengajaran-pengajaran Alkitab.
Hanya Alkitab yang dapat mengatakan kepada kita bagaimana merdeka. Jika seseorang ingin merdeka, maka pertama-tama dia harus jujur kepada dirinya sendiri. Dia tidak dapat melihat di sekelilingnya, dan mengukur dirinya dengan orang lain, lalu mengatakan kepada dirinya, “Saya sudah benar.” Ini adalah sikap yang salah terhadap hidup yang sukses. Tetapi ketika kita mengukur diri kita dengan firman Allah, maka kita akan melihat bahwa banyak yang harus kita lakukan supaya mengembangkan diri bagi-Nya di dalam kehidupan ini. Kedua, kita harus jujur kepada Allah. Kita harus mengakui bahwa hanya melalui kasih-Nya kita dapat membuat kesimpulan di luar dari kehidupan ini, dan memelihara api pengharapan yang membakar ketika segalanya berjalan salah. Kita harus mengakui ketergantungan kita kepada Allah, dan mengerti bahwa kita tidak dapat hidup dengan sukses tanpa bimbingan-Nya dan ketiga, kita harus jujur kepada orang lain. Kita tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu kita harus mengerti bagaimana mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. Hanya Alkitab yang dapat menolong kita melakukan hal-hal ini.
Hanya Alkitab yang telah menulis formula (rumus) kesuksesan. Kitab Suci mengatakan kepada kita fondasi iman yang tidak dapat dan tidak akan di tolak. Iman adalah sumur atau mata air yang darinya mengalir semua kualitas (mutu) dalam kehidupan. Iman adalah permulaan kesuksesan, karena melalui iman kita memiliki rasa percaya diri/keberanian untuk hidup di dunia yang jahat ini. Iman memotivasi pikiran kita, dan kita menjadi bersemangat untuk perkara Tuhan di bumi. Karena iman, kita memiliki keberanian menghadapi penganiaya-penganiaya kita, dan iman dalam kebenaran akan menolong kita bertahan di setiap pertempuran melawan cara-cara iblis. Dan iman kita akan memberikan kepada orang lain upah kasih yang berasal dari hati kita yang bersyukur, karena kita memiliki kedamaian pikiran bahwa keselamatan adalah milik kita.
Alkitab adalah berita yang akan bertahan, dan tidak akan disangkal oleh siapa pun, selama dunia ini ada dan manusia masih berjalan di atasnya. Benar bahwa beberapa orang akan menolak kebenarannya, dan yang lain akan menyerangnya dengan segala usaha yang mereka dapat lakukan, tetapi Alkitab akan bertahan dan terus bertahan. Alkitab adalah buku teragung yang pernah ditulis.
Catatan akhir:
1. Henry H. Halley, Halley’s Bible Handbook, (Zondervan Publishing House, Grand Rapids, Michigan Twenty-Fourth Edition, 1965), pp. 18.
2. Ibid., p. 19
3. Ibid., p. 19
4. Ibid., p. 18
Alkitab adalah buku yang paling luas peredarannya di dunia. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam lebih dari seribu bahasa di dunia ini, telah dijual secara luas, dalam tujuh puluh lima tahun ini lebih dari tujuh milyar copy telah terjual. Tidak ada buku lainnya di dunia ini yang menikmati popularitas demikian. Alkitab masih terus menjadi buku nomor satu yang paling laris setiap tahun.
Apa yang ditulis oleh orang-orang terkenal tentang Alkitab; George Washington, Presiden pertama Amerika Serikat mengatakan, “Tidaklah mungkin untuk memerintah dunia dengan benar tanpa Allah dan Alkitab.”1
Horace Greeley, “Adalah tidak mungkin untuk memperbudak seorang pembaca Alkitab secara mental dan sosial. Prinsip-prinsip Alkitab adalah dasar dari kemerdekaan umat manusia.”2 (Catatan: Jika seseorang mengandaikan untuk beberapa saat bahwa Alkitab adalah seperti manusia, maka dia dapat secara akurat mengatakan, seperti Mr Van Dyke, tentang Alkitab berikut ini - BTH) - Henry Van Dyke suatu kali menulis, “Lahir di Timur dan ungkapan-ungkapannya dalam bentuk seni Timur dan perumpamaan, Alkitab berjalan ke seluruh dunia dengan kaki yang dikenal dan memasuki negeri demi negeri untuk menemukan miliknya sendiri dimana-mana. Alkitab telah belajar berbicara kepada hati manusia dalam ratusan bahasa. Anak-anak mendengarkan cerita-ceritanya dengan takjub dan senang, dan orang-orang bijaksana memikirkan kebenarannya dengan seksama sebagai perumpamaan hidup. Orang-orang jahat dan sombong gemetar atas peringatannya, tetapi kepada orang yang terluka dan yang menyesali kesalahannya, dia memiliki suara seorang ibu, suatu suara yang merdu. Alkitab telah merangkai dirinya ke dalam mimpi-mimpi kita yang sangat berharga; supaya kasih persahabatan, simpati, devosi, ingatan, dan harapan, dapat mengenakan pakaian indah dari harta perkataannya.
Tidak ada kemiskinan dan keterasingan bagi orang yang menjadikan Alkitab sebagai harta kekayaannya. Ketika kehidupan sudah sampai kepada akhirnya dan kegentaran umat manusia yang berjalan dalam hidup ini, berjalan menuju lembah bayang-bayang kematian, dia tidak takut untuk memasukinya, dia mengambil gada dan tongkat ayat-ayat suci di tangannya, dia berkata kepada teman-teman dan rekan-rekannya, “Selamat tinggal, kita akan bertemu lagi” dan didukung oleh imannya, dia pergi menuju jalan sunyi sebagai orang yang berjalan melalui kegelapan ke dalam terang.”3 W.H. Seward menulis, “Seluruh harapan kemajuan manusia tergantung pada pertumbuhan pengaruh Alkitab.”4
Istilah “Alkitab” berasal dari sebuah kata Yunani “Biblos” yang artinya “buku.” Di dalam Alkitab itu sendiri, disebut dangan beberapa nama. Beberapa di antaranya adalah: (1) firman Allah (Efesus 6:17; Ibrani 4:12); (2) Kitab Suci (Yohanes 5:39); (3) Tulisan (2 Timotius 3:16); (4) Pernyataan Allah (Ibrani 5:12) dan (5) Firman yang hidup (Kisah Rasul 7:38).
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Alkitab memaksa kita menerima bahwa Alkitab bukanlah buku biasa, sebagaimana orang-orang mempertimbangkan semua buku-buku yang ditulis oleh manusia. Alkitab itu terlalu sederhana dan pada saat yang bersamaan itu terlalu rumit untuk berasal dari pikiran manusia. Ada sejumlah perbedaan antara Alkitab dan semua buku-buku lainnya di dunia ini. Tidak ada buku lainnya yang dapat dengan sukses mengklaim sebagai firman Allah, dan dari beberapa buku yang mengaku diilhami, ketika diadakan investigasi dari dekat, gagal mempertahankan klaimnya karena ketidak-sempurnaan dan ketidak-konsistenannya, tidak seperti Alkitab dan penulis-penulisnya.
Jika Alkitab bukan berasal dari Allah, lalu darimanakah datangnya? Alkitab tidak seperti buku lainnya. Alkitab mengatakan kepada manusia tentang ketidak-sempurnaan manusia, serta jalannya yang jahat, dan memperingatkan manusia akan datangnya penghakiman dimana semua akan menghadap Allah dan akan dihakimi menurut perbuatannya. Buku ini pasti bukanlah buku dari setan, sebab buku ini melawan kejahatan yang hendak dicapai oleh setan di dunia ini. Alkitab memberi manusia satu-satunya sejarah yang benar tentang asal usulnya. Tidak ada buku lain di dunia ini yang mengatakan kepada manusia tentang siapakah dia, dan mengapa dia di atas bumi dan kemana manusia akan pergi setelah kematian.
Alkitab dinyatakan dalam kata-kata untuk dimengerti oleh manusia, tepat seperti apa yang Allah inginkan untuk diketahui oleh manusia. Dan firman-Nya akan terus menerus sampai akhir zaman. Alkitab telah berdiri melawan semua serangan-serangan yang mencoba melawannya sampai saat ini, dan akan terus sampai kepada kekekalan. Alkitab itu disusun oleh 40 orang dalam periode kira-kira 1600 tahun. Sebagian besar penulis-penulisnya tidak mengenal satu sama lain, mereka juga tidak memiliki latar belakang budaya yang sama, serta pengertian pribadi manusia mereka atas kehidupan juga berbeda. Mereka tidak berasal atau tinggal di tempat yang sama, dan banyak dari para penulisnya tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan penulis-penulis Alkitab yang lain oleh karena jarak waktu di antara mereka. Ini saja sudah menjadi bukti yang sangat kuat sekali bahwa Alkitab itu ditulis oleh satu pikiran, satu pikiran yang jauh lebih besar dalam pengertian dari pada gabungan semua penulis-penulis, sebab semua penulis Alkitab menulis dengan keharmonisan yang sempurna satu dengan yang lainnya, dan banyak dari kata-kata mereka menunjukkan hal-hal yang mereka sendiri tidak mengerti pada saat penulisan itu. Tetapi, oleh karena kita dapat melihat kembali ke dalam sejarah, dan melihat hal-hal setelah fakta, maka kita dapat melihat ketetapan dan kesatuan yang unik dari tulisan-tulisan mereka tentang subyek-subyek dimana mereka tidak dapat bersatu tanpa pertolongan dari satu pikiran, kepintaran yang maha tahu.
Alkitab mencatat untuk manusia hari tergelap dari sejarah umat manusia, ketika manusia jatuh ke dalam dosa melalui ketidaktaatan di Taman Eden, dan telah terpisah dari Allah Pencipta kita. Alkitab juga mencatat untuk manusia rencana Allah yang cermat tentang penebusan manusia dari dosa-dosanya, dan bagaimana dia akan membawa kepada kita Penebus yang agung dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal.
Karena itu, Alkitab dinyatakan seperti “Pelita” dan “Terang” (Mazmur 119:105; 2 Petrus 1:19), yang membawa manusia ke dalam terang kebenaran dan keluar dari kegelapan yang jahat. Alkitab adalah seperti “Cermin” (Yakobus 1:23-25), dan ketika kita melihat ke dalam cermin kebenaran, kita dapat melihat diri kita dengan jelas (Titus 1:9), dan belajar tentang apa yang harus dilakukan agar bebas dari dosa (Yohanes 8:32). Alkitab adalah seperti “Api” (Yeremia 23:29), dan api ini dapat membara di dalam kita dan menolong kita untuk bertindak dengan cara yang bertanggung-jawab di antara manusia dan mematuhi firman Allah. Alkitab adalah seperti “Palu” (Yeremia 23:29), dan dapat memecahkan kekerasan kepala kita akan cara dunia ini, jika kita mengizinkannya untuk memasuki hati kita. Dan Alkitab adalah seperti “Pedang” (Efesus 6:17) yang bukan saja dapat memotong dosa-dosa kita tetapi dapat dipakai untuk menyerang dosa-dosa dalam kehidupan orang lain, ketika kita mengajarkan kepada mereka firman Allah yang berkuasa. Jadi firman Allah, Alkitab, dapat melindungi kita dan menolong kita berperang melawan hal-hal di dunia ini yang dapat mencelakai kita. Alkitab seperti sebuah “benih”(Lukas 8:11), yang pada mulanya kecil di dalam kita tetapi dapat bertumbuh sangat besar dan melakukan hal-hal besar melalui kita.
Alkitab adalah buku dari segala buku. Alkitab terdiri dari 66 buku dan dibagi dalam 2 pembagian besar. Bagian pertama adalah Perjanjian Lama dengan 39 kitab dan bagian kedua disebut Perjanjian Baru dengan 27 kitab.
Perjanjian Lama dengan 39 kitabnya dapat dibagi menjadi 5 bagian. Lima kitab pertama, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan, disebut kitab-kitab Hukum, dan ditulis oleh Musa, 12 kitab berikutnya yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja dan 1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia dan Ester disebut kitab-kitab Sejarah Ibrani dan ditulis beberapa orang dalam kurun waktu kira-kira 800 tahun. Ada 6 kitab yang digolongkan sebagai puisi oleh karena gaya penulisnya. Kitab-kitab tersebut adalah: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung dan Ratapan. Pembagian yang keempat adalah nabi-nabi besar yaitu 4 kitab: Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel. Kitab-kitab ini disebut “besar” bukanlah karena kitab-kitab ini lebih penting daripada kitab-kitab nabi lainnya, melainkan karena kitab-kitab ini lebih panjang daripada kitab-kitab nabi-nabi lainnya. Pembagian terakhir, dari kitab Perjanjian Lama adalah kitab-kitab Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. Semua kitab-kitab ini disebut nabi-nabi kecil.
Perjanjian Baru dengan 27 kitabnya dapat dibagi menjadi 5 bagian. Empat kitab pertama: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes disebut kehidupan Kristus atau sejarah kehidupan Kristus. Bagian kedua dari Perjanjian Baru: Kisah Rasul, memberikan kepada kita catatan permulaan gereja dan disebut Sejarah Gereja. Pembagian ketiga termasuk 13 kitab: Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus, Filemon, kitab-kitab ini sering disebut surat-surat khusus kepada jemaat atau surat-surat Paulus. Pembagian keempat Perjanjian Baru termasuk 8 kitab-kitab: Ibrani, Yakobus, 1 dan 2 Petrus, 1 dan 2 dan 3 Yohanes, Yudas, kitab-kitab ini disebut surat-surat umum. Dan terakhir kitab Wahyu, atau nubuatan.
Alkitab kita sekarang ini datang kepada kita sebagai hasil diterjemahkannya Alkitab itu berabad-abad dari naskah aslinya yang pertama, dan kemudian dari salinan kata perkata setelah yang aslinya rusak. Kerusakan itu tidak dapat diperbaiki lagi oleh karena usianya. Sekarang ini ada ribuan manuskrip atau naskah Alkitab dalam bahasa Grika (Yunani) dan Ibrani, yang disalin dari naskah-naskah yang lebih awal. Kita tidak khawatir bahwa kita tidak memiliki naskah asli yang ditulis oleh rasul-rasul dan penulis-penulis Perjanjian Lama, sebab begitu banyak salinan yang dibuat tahun demi tahun oleh orang-orang yang berusaha untuk mengawetkan firman Allah. Rasul Petrus menulis bahwa firman Allah akan tetap sampai selama-lamanya (1 Petrus 1:25) dan orang-orang sudah sangat hati-hati untuk menyalin Alkitab, sebagaimana yang dinubuatkan Allah melalui Petrus bahwa orang-orang akan bekerja agar firman-Nya dapat terus di antara manusia.
Firman Allah telah mempengaruhi umat manusia dari permulaan zaman. Telah nyata bahwa manakala manusia mengikuti kebenaran Allah, maka dia akan berhasil dan damai, tetapi jika dia melupakan Allah, kesulitan-kesulitan muncul. Manusia tidak dapat menentukan jalannya sendiri, ketika manusia itu mengikuti jalannya sendiri dalam hidup ini, kehancuran dan kebinasaan segera mengikutinya. Prinsip-prinsip yang dinyatakan kepada manusia di dalam Alkitab jangan diabaikan.
Alkitab mempunyai pengaruh yang besar atas manusia di masa lampau. Selama berabad-abad, pemerintah-pemerintah telah mengadopsi ajaran-ajaran dalam Alkitab sebagai kode moral mereka untuk memerintah penduduk mereka dengan berhasil. Pada pihak lain pemerintahan yang menolak firman Allah menemukan diri mereka dalam kesulitan. Setiap bangsa yang besar dan berkuasa sejak sebelum kedatangan Kristus telah jatuh ketika mereka mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran yang terdapat dalam Alkitab, alasan untuk ini sangat sederhana. Allah telah menetapkan dan memberikan dasar bagi setiap lembaga sosial. Dia telah memberikan kepada umat manusia informasi tentang bagaimana dapat berhasil membangun dan mempertahankan masyarakat. Allah menyampaikan melalui firman-Nya bagaimana membangun institusi keluarga, gereja, dan pemerintahan setempat dengan benar.
Keluarga dan gereja harus menyediakan dasar-dasar moral dan spiritual bagi masyarakat. Kedua lembaga ini mendirikan nilai-nilai moral yang mana manusia harus hidup di antara sesamanya. Pemerintah ditetapkan oleh Allah untuk melindungi orang-orang yang tidak bersalah, dan secara moral benar, dan menghukum orang-orang yang bersalah.
Lembaga-lembaga ini harus tetap stabil dengan mempertahankan sebuah standar nilai-nilai yang tinggi supaya memberikan masyarakat lingkungan yang konsisten untuk hidup dan bekerja serta mengembangkan hubungan satu sama lain yang langgeng.
Di masa lalu, di antara banyak negara tercinta yang merdeka di seluruh dunia, ada suatu usaha untuk memasukkan kata-kata di dalam konsitusi mereka, yang mengindifikasikan mereka dan iman mereka kepada Allah, dan yang akan membawa manusia mencapai standar moral yang tinggi. Standar ini tidak ditemukan dalam kehendak manusia yang mementingkan diri sendiri, kecuali hanya manusia yang rendah hati yang mengarahkan pandangan kepada kuasa tertinggi untuk mendapatkan bimbingan. Tidak ada lagi contoh yang jelas dan terbuka tentang pengaruh Alkitab untuk mengangkat sebuah negara, daripada sejarah kesuksesan negara Amerika Serikat. Bangsa ini didirikan oleh orang-orang yang memiliki iman yang terdapat dalam Alkitab. Iman mereka dapat disaksikan melalui kata-kata mereka dalam mukadimah deklarasi kemerdekaan: Dalam bagian dari mukadimah ini, mereka mengatakan : ” ... kami memegang kebenaran ini untuk membuktikan diri; bahwa semua manusia diciptakan sama; bahwa mereka diberkati oleh Sang Pencipta dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dirampas oleh orang lain; bahwa di antara orang-orang inilah kehidupan, kebebasan dan berburu kebahagiaan.”
Amerika adalah segalanya dan telah menjadi demikian baik, telah terlaksana karena mayoritas rakyat berdiri pada fondasi moral firman Allah. Kebesaran yang sesungguhnya hanya dapat dicapai melalui cara Allah. Kesuksesan dan keuntungan besar melalui cara lain adalah hampa dan tidak berarti.
Tentu saja sebaliknya juga benar, semakin banyak masyarakat berpaling dari Allah dan prinsip-prinsip moralnya, maka semakin kurang sehat jadinya. Seorang bijaksana menulis, “Apabila orang benar memegang kuasa maka tamasyalah orang banyak, tetapi apabila orang jahat memegang perintah maka orang sekalianpun berkeluh kesah” (Amsal 29:2 - TL).
Allah dan firman-Nya telah mempengaruhi banyak orang di dunia ini, dan Ia telah memberikan kebahagiaan melalui ketaatan kepada kebenaran-kebenaran-Nya yang kekal. Banyak kesenian di dunia ini telah dipengaruhi oleh Alkitab. Karya-karya agung sepanjang masa tidak akan ada jika bukan karena cerita-cerita yang mereka catat dari Alkitab. Karya seni yang dibimbing oleh nafsu binatang dan keinginan-keinginan yang tidak sehat dapat menimbulkan suatu akibat yang sangat negatif terhadap moral suatu kelompok masyarakat. Pengaruh besar firman Allah terhadap literatur telah menghasilkan kesan baik secara luas di dunia ini. Banyak buku telah menggetarkan hati berjuta-juta orang di bumi sambil menyajikan berita-berita yang baik dan bermoral untuk dipertimbangkan. Pengaruh Alkitab terlihat dalam bagaimana banyak orang di sepanjang zaman telah membaca dan menemukan pengharapan dan penghiburan dalam perkataannya.
Alkitab telah memiliki suatu pengaruh yang luar biasa seperti ini terhadap dunia, yang banyak orang menyatakan untuk tidak mempercayai Alkitab, masih menghargai dan mempraktekkan banyak prinsip yang terdapat dalam Alkitab. Ini benar karena dari permulaan waktu, Allah telah memberikan fondasi moral kepada manusia. Fondasi moral ini tidak dapat ditemukan oleh manusia sendiri. Kita tahu bahwa ini benar, karena ketika manusia dibiarkan dengan imajinasinya sendiri, akan selalu melawan yang baik dan bermoral.
Alkitab telah mempengaruhi banyak masyarakat dari abad ke abad untuk menolong orang-orang miskin, untuk mengangkat para perempuan ke tempat mereka yang sebenarnya di dalam masyarakat, untuk mengakui bahwa setiap orang bernilai, untuk menghentikan perbudakan dan untuk melindungi orang-orang yang tidak dapat melindungi diri mereka sendiri. Jika ada sesuatu yang salah pada seseorang dan suatu kelompok masyarakat, jawabannya ditemukan dalam prinsip-prinsip moral firman Allah yang kekal.
Silahkan Anda pertimbangkan beberapa poin sederhana ini sementara saya menutup artikel ini. Jika seorang ingin memiliki sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat, maka ikutlah prinsip-prinsip kebenaran di dalam Kitab Suci. Pengetahuan akan Kitab Suci akan merubah sikap seseorang dari ketakutan, kekalahan dan dukacita menjadi sukacita dan kemenangan. Seorang dapat menemukan jaminan keamanan yang sesungguhnya dan kekuatan pribadi di dalam kebenaran. Apakah Anda sungguh-sungguh ingin bahagia? Maka isilah pikiran Anda dengan kebenaran, karena kebahagiaan adalah keadaan pikiran. Kita bisa saja hidup di bawah situasi yang sangat sulit dan menggoda, namun tetap memiliki kedamaian dan kebahagiaan.
Jika seseorang memiliki masalah-masalah pribadi dan kita semua pun demikian, ikutilah Alkitab. Dikatakan kebijaksanaan adalah jawaban bagi masalah-masalah kita. Saya tidak bermaksud bahwa semua masalah dalam hidup akan diselesaikan dengan cepat, tetapi ketika kita telah mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan akan firman Allah maka kita akan dapat menjalankan semua masalah dalam hidup dan bahkan dalam kematian. Tidak ada kode tingkah laku lain yang dapat melakukan hal yang sama kepada kita.
Banyak orang hidup dengan tidak menentu tentang kehidupan dan arah mana yang mereka sedang tuju dalam kehidupan ini dan setelah mati. Tentunya adalah suatu beban yang sangat berat bila tidak mengetahui bagaimana keadaan Anda, apakah Anda pergi ke surga atau tidak setelah mati. Saya tidak dapat membayangkan seperti apa rasanya bagi seorang yang tidak dapat mengatakan di dalam hatinya sendiri bahwa dia tahu dia akan pergi ke surga setelah mati. Tetapi banyak orang yang hanya berharap mereka akan pergi ke surga, tetapi tidak punya perasaan apa pun atau keyakinan dalam diri mereka, bahwa mereka telah sukses dalam kehidupan ini untuk bersama Tuhan di kehidupan berikutnya. Rasul Paulus tidak merasa seperti ini, dan sebagai seorang pelajar Alkitab, seseorang dapat ke luar dari kegelapan dan hidup dengan leluasa di dalam terang sebagaimana Allah izinkan untuk kita lakukan.
Seseorang dapat membuang rasa takutnya terhadap penghakiman dan selama-lamanya dia akan bersama-sama dengan Allah di surga. Apakah ada sebuah mahkota menanti Anda? Anda hanya dapat tahu kepastiannya melalui pengajaran-pengajaran Alkitab.
Hanya Alkitab yang dapat mengatakan kepada kita bagaimana merdeka. Jika seseorang ingin merdeka, maka pertama-tama dia harus jujur kepada dirinya sendiri. Dia tidak dapat melihat di sekelilingnya, dan mengukur dirinya dengan orang lain, lalu mengatakan kepada dirinya, “Saya sudah benar.” Ini adalah sikap yang salah terhadap hidup yang sukses. Tetapi ketika kita mengukur diri kita dengan firman Allah, maka kita akan melihat bahwa banyak yang harus kita lakukan supaya mengembangkan diri bagi-Nya di dalam kehidupan ini. Kedua, kita harus jujur kepada Allah. Kita harus mengakui bahwa hanya melalui kasih-Nya kita dapat membuat kesimpulan di luar dari kehidupan ini, dan memelihara api pengharapan yang membakar ketika segalanya berjalan salah. Kita harus mengakui ketergantungan kita kepada Allah, dan mengerti bahwa kita tidak dapat hidup dengan sukses tanpa bimbingan-Nya dan ketiga, kita harus jujur kepada orang lain. Kita tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu kita harus mengerti bagaimana mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. Hanya Alkitab yang dapat menolong kita melakukan hal-hal ini.
Hanya Alkitab yang telah menulis formula (rumus) kesuksesan. Kitab Suci mengatakan kepada kita fondasi iman yang tidak dapat dan tidak akan di tolak. Iman adalah sumur atau mata air yang darinya mengalir semua kualitas (mutu) dalam kehidupan. Iman adalah permulaan kesuksesan, karena melalui iman kita memiliki rasa percaya diri/keberanian untuk hidup di dunia yang jahat ini. Iman memotivasi pikiran kita, dan kita menjadi bersemangat untuk perkara Tuhan di bumi. Karena iman, kita memiliki keberanian menghadapi penganiaya-penganiaya kita, dan iman dalam kebenaran akan menolong kita bertahan di setiap pertempuran melawan cara-cara iblis. Dan iman kita akan memberikan kepada orang lain upah kasih yang berasal dari hati kita yang bersyukur, karena kita memiliki kedamaian pikiran bahwa keselamatan adalah milik kita.
Alkitab adalah berita yang akan bertahan, dan tidak akan disangkal oleh siapa pun, selama dunia ini ada dan manusia masih berjalan di atasnya. Benar bahwa beberapa orang akan menolak kebenarannya, dan yang lain akan menyerangnya dengan segala usaha yang mereka dapat lakukan, tetapi Alkitab akan bertahan dan terus bertahan. Alkitab adalah buku teragung yang pernah ditulis.
Catatan akhir:
1. Henry H. Halley, Halley’s Bible Handbook, (Zondervan Publishing House, Grand Rapids, Michigan Twenty-Fourth Edition, 1965), pp. 18.
2. Ibid., p. 19
3. Ibid., p. 19
4. Ibid., p. 18