Anugerah Allah

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-dua tahun 1991 halaman 50, menyatakan bahwa Anugerah adalah “Pemberian dari pihak atas (orang besar) kepada orang bawah (orang rendah)”.

Definisi anugerah di dalam bahasa Indonesia ini harmonis dengan definisi di dalam bahasa Inggris. Definisi di dalam bahasa Inggris ini di-ambil dari bahasa asli (Yunani) yaitu “Charis” yang berarti “Free gift” (pemberian cuma-cuma). Definisi ini berdasarkan konkordansi Yunani Inggris karangan J.B. Smith halaman 372, 5385.

Berbicara tentang anugerah, Alkitab menyatakan adanya dua jenis Anugerah Allah kepada manusia, pertama yaitu anugerah secara jasmani - Anugerah ini berhubungan dengan hal-hal yang diberikan Allah demi kesinambungan hidup manusia secara jasmani, misalnya: Matahari dan hujan, Matius 5:45. Ke-dua unsur ini merupakan unsur yang bersifat mutlak yang merupakan sumber berkat-berkat jasmani lainnya. Matahari dan hujan merupakan karunia Allah karena Adam yang merupakan manusia pertama tidak meminta matahari ataupun hujan kepada Allah. Allah menciptakan matahari dan benda-benda angkasa lainnya pada hari ke-empat sedangkan Adam di ciptakan pada hari ke enam, Kejadian 1:14-17; 26-27. Jelaslah bahwa matahari dan hujan adalah anugerah Allah secara jasmani dan mayoritas mengakuinya.

Anugerah Allah yang ke-dua adalah anugerah Allah secara rohani yaitu pemberian yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat rohani. Paulus dengan jelas berkata bahwa kita mendapatkan segala karunia rohani di dalam Yesus Kristus, Epesus 1:3. Ayat ini merupakan bukti bahwa adanya berkat-berkat rohani yang di peroleh manusia. Berkat-berkat rohani yang dimaksud adalah: Doa (Yohanes 16:15); Persekutuan dengan Allah (1 Yohanes 1:5-7); Pengharapan (Epesus 2:12) ; Mahkota hayat (Wahyu 2:10) dan keselamatan (Epesus 2:8). Dalam artikel ini saya akan memusatkan perhatikan kita kepada “Keselamatan sebagai anugerah Allah”.

Dalam teks di-atas rasul Paulus ingin menunjukkan bahwa karena Allah mengasihi manusia sehingga Allah memberikan keselamatan kepada manusia. Hal itu harmonis dengan Yohanes 3:16, “Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga dikaruniakanNya anakNya yang tunggal itu, supaya barang siapa yang percaya akan Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Walaupun Yohanes dengan jelas menuliskan bahwa keselamatan itu merupakan anugerah, namun banyak sekali orang yang mengaku bahwa mereka selamat karena “usaha mereka sendiri.” Saya menyimpulkan itu karena mereka mengatakan bahwa jikalau mereka berbuat baik selama hidup mereka, maka mereka akan selamat. Memang berbuat baik berhubungan erat dengan keselamatan, Galatia 6:9-10, tetapi berbuat baik saja selama hidupnya tidak menjamin bahwa dia akan selamat. Semua yang selamat sudah pasti berbuat baik di dalam hidupnya, karena berbuat baik adalah salah satu hukum Allah yang harus di lakukan. “.... imanmu tambahkan dengan ketaatan dan ketaatanmu tambahkan dengan kebajikan /perbuatan-perbuatan baik”, 2 Petrus 1:5-9, tetapi di lain pihak tidak semua orang yang berbuat baik akan selamat, baca Kisah Rasul 10:1-6; 48. Kornelius yang suka berbuat baik harus di baptis untuk jalan keampunan dosa, Kisah Rasul 2:38.

Di dalam kitab Epesus 1:4 Paulus menyatakan bahwa sebelum dunia di-ciptakan berarti sebelum manusia di-ciptakan dan dosapun belum ada, namun Allah telah menetapkan bahwa manusia akan mendapat kesucian (pengampunan dosa di dalam Yesus Kristus). Jelaslah bahwa anugerah Allah yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus merupakan “Pemberian cuma-cuma” - diberikan karena melihat kebutuhan dan bukan karena diminta oleh penerima pemberian itu.

Di lain pihak banyak orang salah mengartikan makna keselamatan sebagai anugerah Allah. Calvin (pendiri gereja Calvin) dan pengikut-pengikutnya percaya bahwa karena keselamatan itu adalah pemberian cuma-cuma, maka keselamatan itu akan diberikan Allah kepada seseorang yang Allah inginkan tanpa harus orang tersebut melakukan sesuatu usaha. Paham semacam ini disebut dengan “Pilihan tanpa syarat.”

Paham ini bertentangan dengan prinsip kebenaran yang telah ditetapkan Allah. Siapapun yang percaya dengan konsep ini, berarti orang tersebut perlu lagi mengulang membaca Epesus 2:8. Di dalam ayat tersebut dengan jelas dinyatakan bahwa keselamatan itu memang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma (anugerah) tetapi manusia harus melakukan suatu tindakan agar memperoleh anugerah tersebut yaitu “Iman”.

Beriman kepada Kristus merupakan tuntutan yang harus di-taati oleh seseorang agar mendapat anugerah keselamatan itu, Yohanes 3:16; Roma 10:13. Karena kita harus beriman kepada Kristus (berarti kita melakukan sesuatu) untuk mendapatkan keselamatan sebagai anugerah Allah berarti hal itu telah menunjukkan bahwa kita melakukan sesuatu usaha. Tetapi bukan pula karena kita dituntut untuk melakukan usaha tertentu lalu kita simpulkan bahwa keselamatan itu adalah usaha kita sendiri.

Keselamatan adalah anugerah Allah dengan mengorbankan Yesus Kristus. Keselamatan itu hanya akan diperoleh oleh orang-orang yang percaya kepadanya, sebab itu tidak ada seorangpun dengan kekuasaan dirinya sendiri dia selamat. Marilah kita bersyukur dan memberi segala hormat kepada Allah Bapa di surga atas anugerahNya yang begitu besar baik secara jasmani maupun rohani.