Alkitab Itu Diilhamkan Allah

Kebanyakan pelajar Alkitab pada suatu saat pernah bertanya-tanya, “Apakah Alkitab itu adalah benar-benar firman Allah?” Atau pertanyaan seperti “Dapatkah Alkitab itu dipercaya?” Apakah Alkitab itu dapat diandalkan sebagai ukuran bagi kehidupan kita?

Alkitab diberikan oleh Allah. Alkitab itu telah diteruskan kepada kita melewati beberapa zaman dan dipulihkan dengan cara yang dapat dipercayai, karena itu ketika Alkitab itu diterjemahkan dan diartikan dengan benar, maka itu adalah pesan Allah yang menjadi ukuran moral kita. Lebih jauh lagi Perjanjian Baru itu adalah doktrin Kristus yang satu-satunya. Sekarang marilah kita pertimbangkan inspirasi (ilham) dan wewenang Alkitab.

Definisi Ilham

Alkitab itu diberikan melalui ilham Allah sebagaimana Rohkudus bekerja di dalam orang-orang yang dipilih, menyatakan kepada mereka pikiran Allah dan memampukan mereka untuk menggunakan kata-kata yang tepat untuk mengkomunikasikan kebenaran Allah tanpa kesalahan. Ilham (inspirasi) berasal dari kata latin yang artinya “bernafas dalam” atau “ke dalam” (in dan spiro) dan dari kata Yunani yang artinya “nafas Allah” (Theopneustos). Allah menaruh Rohkudus ke dalam para penulis Alkitab dan melalui Dia, membimbing mereka di dalam menuliskan Alkitab, maka “inspirasi” dapat didefinisikan sebagai proses melalui mana Allah menghembuskan Roh-Nya ke dalam manusia untuk memampukan mereka untuk menerima dan mengkomunikasikan kebenaran Ilahi tanpa kesalahan. Alkitab adalah Allah berbicara!

Para penulis Alkitab menulis, baik tentang fakta-fakta yang mereka ketahui maupun fakta-fakta yang mereka tidak ketahui tanpa ilham. Fakta-fakta yang mereka ketahui berasal dari pengamatan pribadi, dokumen-dokumen yang ada, atau tradisi mulut. Kebanyakan dari apa yang mereka tulis mereka ketahui untuk pertama kali melalui inspirasi dari Allah, baik mereka menulis fakta-fakta yang mereka ketahui atau wahyu, ilham Allah membimbing mereka untuk mengetahui hanya kebenaran, tanpa kesalahan dalam komunikasi.1

Alkitab Mengklaim Dirinya Sebagai Firman Allah

2 Timotius 3:16, ayat-ayat suci “diilhamkan oleh Allah,” kata Yunaninya adalah “Theopneustos” yang artinya “nafas Allah.” 2 Samuel 23:2, perhatikan dua unsur inspirasi, Allah berbicara kepada manusia; (a) “Roh Tuhan berbicara dengan perantaraanku.” (b) “Firman-Nya ada di lidahku” Matius 5:17, 18, Yesus mengakui inspirasi Perjanjian Lama. Iota adalah huruf terkecil dan titik adalah tanda baca yang terkecil dalam huruf Yunani, maka Yesus memberikan pengakuan bahwa sampai hal-hal kecil tadi, tidak terlepas dari ilham Allah. Disini Yesus memberikan pengakuan yang jelas akan inspirasi Perjanjian Lama. 1 Tesalonika 2:13, pesan dari rasul-rasul bukanlah perkataan manusia, itu adalah firman Allah. 1 Korintus 2:11-13, Anda tidak akan tahu apa yang ada di pikiran saya kecuali saya mengatakannya. Begitu pula kita tidak akan tahu hal-hal tentang Allah kecuali Dia mengatakannya kepada kita. Di dalam ayat ini rasul Paulus mengatakan bahwa Allah telah mengatakan kepada kita tentang diri-Nya melalui Rohkudus. 2 Petrus 1:20-21, rasul Petrus mengatakan bahwa nubuat (ayat-ayat suci) bukanlah atas kehendak manusia melainkan datang melalui orang-orang suci yang digerakkan oleh Rohkudus. Ada lebih dari 3.800 kali di dalam Perjanjian Lama Allah menggunakan ungkapan seperti, “Allah berfirman” atau “demikianlah firman Tuhan.”2

Alkitab adalah firman Allah yang verbal dan inerrant. Verbal ditujukan kepada kata-katanya. Allah tidak sekedar mengilhami “pikiran” dan mengizinkan pengarang manusia untuk memilih kata-katanya sendiri. Ini adalah kata-kata Allah sendiri. Setiap kata dalam Alkitab ada oleh karena Allah yang menghendakinya. Ini bukan berarti bahwa penulis manusianya adalah “mesin tik” bagi Allah. Rohkudus mengambil gaya individual masing-masing penulis.

Inerrant artinya tidak dapat salah. Tidak ada kesalahan dalam Alkitab. Ini mengimplikasikan adanya otoritas mutlak dari ayat-ayat suci. Dr. R. Sudarmo dalam bukunya “Ikhtisar Dogmatika” menyatakan “Sifat ini sudah dimuat dalam ‘Theopneustos.’ Theopneustos bermaksud diwahyukan oleh Roh Suci, oleh Allah sendiri, padahal tidak mungkin Allah berbuat keliru. Maka kesimpulan yang dengan sendirinya dapat ditarik ialah Kitab Suci tidak mungkin keliru.”3

Beberapa Bukti Inspirasi

Bukti-bukti mendukung klaim Alkitab tentang inspirasi. Bukti-bukti gabungan menunjukkan bahwa satu-satunya penjelasan yang kuat akan keberadaan Alkitab adalah bahwa itu berasal dari Ilahi.

Daya Tahan, Terjemahan dan Sirkulasi Allkitab

Salah satu bukti yang mendukung inspirasi Alkitab adalah penomena yang mengagumkan dari Alkitab yaitu daya tahannya, terjemahannya dan sirkulasinya. Alkitab dapat bertahan menghadapi unsur waktu. Bagi sebuah buku kuno yang dapat bertahan menghadapi ancaman kerusakan dari mulai zaman Musa sampai sekarang (hampir 3500 tahun) adalah sangat mengagumkan. Produksi dan sirkulasi buku-buku yang dituliskan pada zaman kuno sangatlah terbatas dan itupun dihasilkan melalui tulisan tangan. Buku-buku kuno tersebut menghadapi api, badai, serangga, kerusakan, diabaikan, jamur dan bahkan musuh-musuh. Daya tahan Alkitab bersama sejumlah ujian yang banyak, serta jumlah manuskrip-manuskripnya, versi-versinya dan kutipan-kutipannya sangat mengagumkan.

Alkitab bertahan menghadapi penganiayaan dan kritikan dari zaman kaisar-kaisar Romawi sampai kepada dominasi komunis sekarang ini, Alkitab seringkali menderita dari usaha-usaha untuk melenyapkannya. Alkitab telah dianiaya, dilarang dan dibakar. Alkitab dapat bertahan dengan jaya dan pengaruh serta distribusinya semakin meluas. Setelah melewati masa-masa kritikan yang sangat tajam oleh filsuf-filsuf kuno seperti Celsus dan Porphyry, Alkitab mengalami masa-masa kedamaian selama 1000 tahun. Alkitab dihormati oleh orang-orang melebihi buku-buku lainnya. Setelah 1000 tahun berlalu, Thomas Hobbes (1588-1679) dan Baruch Spinoza (1632-77) mulai menyerang Alkitab dengan kritikan-kritikan mereka, melalui kritikan oleh Jean Astrue (1684-1766) mulailah sebuah serangkaian serangan-serangan yang berkepanjangan terhadap setiap detail Alkitab. Bernard Rom berkata, “Tidak ada buku lain yang mengalami dicincang, dipotong, diselidiki, diperiksa dan difitnah.”4 Walaupun demikian Alkitab adalah buku yang paling banyak dicetak di seluruh dunia.

Alkitab juga adalah buku yang paling banyak diterjemahkan daripada buku-buku lainnya. Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan (septuagint, terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani kira-kira tahun 250 BC). Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa yang berbeda lebih banyak daripada buku-buku lainnya, fakta ini mendukung klaim Alkitab bahwa itu diwahyukan oleh Allah.

Kesatuan dan Kontinuitas Cerita Alkitab

Kesatuan dan kontinuitas tulisan-tulisan Alkitab mengindikasikan bahwa tulisan-tulisan tersebut dihasilkan di bawah bimbingan satu pikiran supranatural. Bayangkan 40 orang yang hidup di negeri yang berbeda, pekerjaan yang berbeda, mempunyai latar belakang dan pendidikan yang berbeda dan hidup di kurun waktu yang berbeda yaitu sepanjang 15 abad, masing-masing menulis beberapa baris cerita dan bayangkan bahwa baris-baris cerita tersebut dibawa bersama untuk membentuk cerita yang indah dan menarik, dengan semua baris adalah kontinuitas dari yang lain untuk melengkapkan cerita. Jika hal seperti ini dapat terjadi, maka itu adalah bukti bahwa pengarang-pengarang cerita tadi diarahkan oleh satu pikiran.

Kira-kira 40 penulis dari hampir seluruh aspek kehidupan - Musa seorang pemimpin politik, dididik di Mesir; Yosua, seorang jendral militer; Salomo, seorang raja; Amos, seorang peternak; Daniel, seorang perdana menteri; Nehemia, pembawa minuman raja; Lukas, seorang tabib; Matius, seorang pemungut pajak; Petrus, seorang nelayan; Paulus, seorang rabi dan yang lainnya, menulis 66 kitab atau surat sepanjang 1500 tahun yang mencakup 60 generasi (sebagian berpendapat 40 generasi). Mereka menulis dari tempat yang berbeda - Musa, di padang belantara; Yeremia, dari penjara bawah tanah; Daniel, dari istana; Paulus, dari balik tembok penjara; Lukas, dalam perjalanan di darat dan di laut; Yohanes, dalam pembuangan di Pulau Patmos. Mereka menulis dalam masa suka cita dan juga di tengah-tengah kekecewaan. Penulis-penulis ini menulis secara berkesinambungan sejarah manusia, asal-usulnya, kejatuhannya, penebusan dan tujuan kekal manusia dengan keharmonisan dan kontinuitas dari Kejadian sampai Wahyu. Sungguh Allkitab itu adalah firman Allah.

Catatan akhir:
1. Hugo McCord, Inspiration and Authority Of The Bible, Truth For Today, p. 3.
2. Paul Sain, Bukti-bukti Kekristenan, Yayasan Pendidikan Alkitab Agape, hal. 14.
3. Dr. R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia 2002, hal. 78.
4. Bernard Ramm, Protestant Christian Evidences, Chicago Moody Press, 1957, p. 233.