Pertobatan

Ini adalah topik Alkitab yang sangat penting dan banyak di sebut-sebut, sepertiga dari 27 kitab Perjanjian Baru menyebutnya. Mempelajari pertobatan tidaklah sukar tetapi aplikasi dari apa yang di pelajari adalah sangat sulit. Terdapat banyak contoh dalam Alkitab dimana orang di-ajari tentang pertobatan, diberitakan tentang pertobatan, bahkan Tuhan Yesus sendiri menghimbau agar orang-orang bertobat dari jalannya yang salah. Tetapi himbauan ini hanya di dengar saja tanpa ada reaksi untuk melakukannya, Matius 3:2; Markus 1:15; 6:12; Lukas 13:3; 15:7; Kisah Rasul 2:38.

Orang-orang Kristen dan bukan Kristen akan menghadapinya. Tidak ada pepatah yang mengatakan sekali selamat maka akan selamanya selamat atau lazim disebut sekali Kristen akan selamanya Kristen. Setiap orang Kristen harus berdiri teguh dan jangan goyang oleh tipu daya ajaran-ajaran sesat, 1 Korintus 15:58, setia sampai mati dalam mempertahankan imannya, Wahyu 2:10. Tidak sedikit orang Kristen yang jatuh dalam pencobaan, oleh karena itu perlu baginya untuk bertobat dari dosa-dosanya.

Orang-orang berdosa yang selalu hidup dalam perbuatan dosanya pasti akan binasa karena upah dari semua dosa yang telah dilakukan adalah kebinasaan kekal di dalam neraka, 2 Tesalonika 1:8; Yakobus 1:14-15. Pertobatan adalah suatu perintah yang sering di-salah mengerti dan juga sering disebut perintah yang dilupakan. Pertobatan adalah suatu perintah yang paling sukar untuk di taati oleh kebanyakan orang. Melalui pertobatan, Allah memanggil semua umat manusia, apakah itu anggota gereja maupun orang-orang duniawi agar terhindar dari hukuman yang kekal. Ada beberapa hal yang perlu untuk kita ketahui tentang pertobatan, agar setiap orang benar-benar mengetahui apakah pertobatan itu.

Pertama, Apakah pertobatan?

Ada dua istilah kata pertobatan dalam bahasa Yunani, pertama Metamelomai. Enam kali dalam Perjanjian Baru dengan kata kerja (bentuk kata sifat digunakan dua kali) dan ini digunakan dalam Matius 27:3. Ayat ini ditujukan pada Yudas Iskariot. Juga di 2 Korintus 7:8,10. Kata ini berarti penyesalan yang dalam, ini akan membawa seseorang kepada pertobatan yang benar, tetapi dalam kasus Yudas, ia menyesali dosa-dosanya tetapi ia tidak kembali kepada Allah untuk merubah arah hidupnya, ia menjadi tersesat, Kisah Rasul 1:25

Kata yang kedua Metanoeo digunakan 34 kali dalam kata kerja dan 24 kali dalam kata benda. Kata ini digunakan dalam Perjanjian Baru untuk mencatat kesungguhan pertobatan, yang menunjukkan bahwa orang berdosa harus membuat “perubahan rohani”. Di dalam kata ini adanya “Perubahan pikiran”, menghasilkan “perubahan kelakuan” ini melibatkan berpaling dari dosa dan kembali kepada Allah.

“Perubahan pikiran” dari mereka yang mulai membenci kesalahan-kesalahan dari perbuatan mereka dan menentukan untuk berusaha hidup lebih baik dengan perbuatan yang benar.

Ada dua pandangan dalam pertobatan yaitu positif dan negatif.

Yang negatif antara lain: Pertama ialah Bukan ketakutan (Kisah Rasul 24:25) - Felix gemetar tetapi tak ada dasar untuk percaya dan bertobat. Kemudian yang kedua ialah Bukan dengan berdoa (Matius 7:21; Lukas 13:3); ketiga Bukan dengan pendirian (Kisah Rasul 2:37), ke-empat, Bukan duka cita karena dosa (2 Korintus 7:10) - Duka cita Ilahi membawa pada pertobatan, tetapi itu saja belum cukup, dan ke-lima ialah Bukan reformasi kehidupan (Lukas 3:7,8). Reformasi hidup di-hasilkan oleh pertobatan.

Yang positif: Pertama ialah Perubahan pikiran yang akan menghasilkan duka cita Illahi dan hasilnya pertobatan dalam tindakan kehidupan, Matius 21:28-29.
Kedua ialah Menyesali. Orang berdosa harus menyesali perbuatannya telah berdosa melanggar hukum Allah kemudian merubah kelakuannya dan kelihatan dalam kehidupannya, Matius 3:8; Kisah Rasul 19:19.

Kedua, Pertobatan adalah penting karena Yesus memberi dua pilihan antara bertobat atau binasa (Lukas 13:3).

Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan, tidak ada pertobatan yang akan di-berikan di tempat ini. Oleh sebab itu Allah memerintahkan agar semua orang dimanapun berada agar bertobat, Kisah Rasul 17:30-34. Inilah cara Allah dalam menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan kekal.

Ketiga, Bagaimana dan mengapa bertobat

Allah menginginkan semua manusia terhindar dari kebinasaan, karenanya Ia memberi jalan bagi manusia untuk selamat yaitu melalui FirmanNya yang diberitakan. Semua orang harus respon atas panggilan FirmanNya dengan melakukan tuntutan FirmanNya (Kisah Rasul 11:18; Roma 2:4-7) Duka cita Ilahi membawa pada pertobatan (2 Korintus 7:10) dan ini datang melalui takut akan Allah yang memberikan pengetahuan bahwa kehidupannya selama ini adalah salah, Amsal 1:7; 2 Korintus 5:10.

Ke-empat, Apakah hasil dari pertobatan?

Orang jahat akan meninggalkan perbuatannya yang jahat. Ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Dia akan mencintai Allah, melakukan apa yang di-perintahkan oleh FirmanNya dan membenci perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Hal ini akan mendatangkan kebaikan juga kepada orang lain, karena ia akan mencintai sesama saudara seiman dan mendorong orang berdosa agar meninggalkan dosa dengan mengajar Firman Allah. Tentu saja ia harus terus bertambah dalam iman dan perbuatan serta setia sampai akhir hidupnya, inilah kemenangan setiap orang Kristen.